Pernahkah Kamu merasa terganggu oleh suara bising dari lalu lintas, tetangga, atau bahkan suara televisi yang terlalu keras? Kebisingan yang berlebihan tentunya dapat mengganggu kenyamanan. Inilah pentingnya bahan peredam suara. Lalu, apa yang termasuk bahan peredam suara?
Berbagai jenis material dapat digunakan sebagai peredam suara, serta setiap material memiliki karakteristik, keunggulan, dan aplikasi spesifik yang berbeda. Melalui artikel ini, GNET Indonesia akan mengupas tuntas berbagai bahan peredam suara yang dapat dipertimbangkan. Simak artikel ini sampai tuntas!
Apa yang Termasuk Bahan Peredam Suara?
Bahan peredam suara dirancang untuk menyerap atau menghalangi suara sehingga membantu menciptakan lingkungan yang lebih tenang dan nyaman. Berikut ini adalah sejumlah bahan peredam suara yang dapat Kamu gunakan.
Sumber: Freepik
1. Rockwool
Rockwool merupakan salah satu material peredam suara yang paling sering digunakan di industri konstruksi. Material ini terbuat dari batuan basalt yang dipanaskan hingga meleleh, kemudian dipintal menjadi serat-serat halus.
Rockwool sangat efektif digunakan pada dinding, langit-langit, dan lantai karena memiliki kepadatan tinggi yang mampu menahan suara dengan baik. Selain sebagai peredam suara, Rockwool juga dikenal karena bersifat tahan api dan tahan lembap yang membuatnya cocok digunakan di berbagai kondisi lingkungan.
2. Glasswool
Glasswool merujuk pada bahan isolasi yang terbuat dari serat kaca, kemudian diproses menjadi bentuk seperti wol. Bahan ini dikenal karena ringan dan mudah dipasang sehingga menjadi pilihan populer untuk berbagai aplikasi peredam suara.
Glasswool bekerja dengan cara menyerap energi suara yang melewati material sehingga mengurangi tingkat kebisingan di dalam ruangan. Selain kemampuannya dalam meredam suara, glasswool juga memiliki nilai insulasi termal yang baik, yang berarti material ini dapat membantu menjaga suhu ruangan tetap stabil.
3. Material Cellulose
Cellulose adalah material peredam suara yang terbuat dari produk kertas daur ulang. Kandungan bahan daur ulangnya sangat tinggi, yaitu sekitar 82% hingga 85%. Hal ini menjadi pilihan ramah lingkungan yang banyak digunakan dalam industri konstruksi.
Material ini sering digunakan sebagai insulasi longgar di loteng terbuka dan sebagai isian padat dalam rongga bangunan. Selain dari kertas daur ulang, cellulose juga dapat berasal dari serat alami seperti katun, wol domba, dan jerami. Cellulose juga mampu mengisi ruang-ruang kecil dengan baik sehingga mencegah kebocoran suara yang mungkin terjadi.
Baca Juga: Jenis-Jenis Rockwool dan Tips Instalasinya untuk Redam Suara
4. Serat Polyester
Serat polyester adalah bahan sintetis yang banyak digunakan dalam berbagai produk, termasuk peredam suara. Polyester memiliki sifat yang lembut, elastis, dan tahan lama. Serat polyester sering dijadikan busa atau panel peredam suara yang bisa dipasang di dinding atau langit-langit.
Bahan polyester tahan terhadap kelembapan dan jamur yang berarti bisa digunakan di lingkungan dengan kondisi lembap tanpa mengalami penurunan kualitas. Selain itu, serat polyester juga tidak mudah terbakar sehingga lebih aman dan serbaguna untuk berbagai proyek peredam suara.
5. Material PET
PET atau Polyethylene Terephthalate adalah jenis plastik yang memiliki berbagai aplikasi, termasuk sebagai bahan peredam suara. Material ini terkenal karena kekuatan, ketahanan terhadap kelembapan, dan sifat isolasinya yang baik.
Keunggulan lainnya dari PET sebagai bahan peredam suara adalah kemampuan untuk menyerap dan meredam suara dengan efisien tanpa menambah berat struktur bangunan secara signifikan. Menariknya, PET juga menjadi material yang dapat didaur ulang.
6. Keramik Fiber
Bahan peredam suara selanjutnya adalah keramik fiber. Material keramik fiber adalah bahan peredam suara yang terbuat dari serat keramik. Bahan ini dikenal memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap suhu tinggi sehingga sering digunakan dalam area yang memerlukan ketahanan termal sekaligus peredaman suara, seperti tungku perapian dan industri.
Keramik fiber sangat efektif dalam menyerap suara, terutama pada frekuensi tinggi. Bukan hanya itu, material ini juga juga tahan terhadap api sehingga bisa digunakan di area dengan risiko kebakaran yang tinggi.
7. Peredam Suara Alami
Peredam suara alami merupakan pilihan yang semakin populer di kalangan penggemar desain yang berkelanjutan. Peredam suara alami mencakup berbagai jenis material yang berasal dari sumber daya alam dan memiliki kemampuan menyerap suara secara efektif.
Adapun beberapa bahan peredam suara alami adalah gabus, karpet hingga tumpukan buku yang diletakkan di dinding dapat menjadi peredam suara alami. Sebagai contoh, gabus memiliki struktur sel yang tertutup rapat dan berisi udara. Ketika gelombang suara mengenai permukaan gabus, sebagian besar energi suara akan diserap oleh udara di dalam sel-sel tersebut.
Baca Juga: 7 Cara Membuat Peredam Suara dengan Tempat Telur yang Mudah
8. Busa Telur
Busa telur atau lebih dikenal sebagai egg crate foam merujuk pada bahan peredam suara yang paling sering digunakan di studio rekaman, ruang teater, dan ruang musik. Disebut busa telur karena memiliki pola yang menyerupai kotak telur pada permukaannya. Ini dirancang untuk meningkatkan luas permukaan dan kemampuan penyerapan suara.
Busa telur efektif dalam mengurangi gema dan pantulan suara di frekuensi menengah hingga tinggi, meskipun tidak sekuat beberapa bahan lain dalam menyerap frekuensi rendah. Karena kemampuannya ini, busa telur sering dipasang di dinding atau langit-langit ruangan untuk meningkatkan kualitas akustik secara keseluruhan.
9. Soft Board
Soft board atau panel akustik lunak dibuat dari serat kayu yang diproses secara khusus untuk mencapai tingkat kepadatan tertentu yang optimal untuk peredaman suara. Serat-serat kayu ini diolah dan dikombinasikan dengan bahan pengikat alami atau sintetis, kemudian dicetak menjadi lembaran yang seragam.
Soft board umumnya digunakan sebagai lapisan insulasi pada dinding, langit-langit, dan lantai untuk mengurangi transmisi suara antar ruangan. Material ini sangat efektif dalam menyerap suara dengan frekuensi menengah hingga tinggi, seperti suara percakapan, suara langkah kaki, dan kebisingan dari alat elektronik.
Sumber: Freepik
Kriteria Material Peredam Suara yang Berkualitas
Setelah memahami berbagai bahan peredam suara, langkah yang sama pentingnya adalah mempertimbangkan berbagai kriteria material peredam suara yang berkualitas. Berikut ini sejumlah faktor yang mempengaruhi kualitas bahan peredam suara.
1. Density (Kepadatan)
Density atau kepadatan dari material peredam suara merupakan faktor utama yang mempengaruhi kemampuan material dalam menyerap suara. Sebagai contoh, material rockwool memiliki variasi density yang umumnya lebih tinggi daripada glasswool, yaitu 60, 80, dan 100.
Kepadatan juga mempengaruhi kemampuan material dalam menyerap frekuensi suara yang berbeda. Untuk suara dengan frekuensi rendah, material dengan kepadatan tinggi biasanya lebih efektif karena dapat menyerap getaran yang lebih besar.
2. Resistensi Termal (Nilai-R)
Resistensi termal atau yang sering disebut dengan R-value merujuk pada ukuran dari seberapa baik material dapat menahan aliran panas. Ini adalah kriteria penting bukan hanya untuk peredaman suara, tetapi juga untuk efisiensi energi bangunan.
Material seperti rockwool dan glasswool tidak hanya efektif dalam meredam suara, tetapi juga memiliki nilai-R yang tinggi. Contohnya untuk nilai-R dari rockwool dapat mencapai 3.0 hingga 3.3 per inci. Dengan demikian, rock wool sangat ideal untuk digunakan di bangunan yang membutuhkan isolasi termal yang baik.
3. Ketahanan Terhadap Kelembapan
Kriteria bahan peredam suara selanjutnya adalah daya tahan terhadap kelembapan, terutama di ruangan yang sering terkena uap air, seperti kamar mandi dan dapur. Bahan seperti glasswool dan rockwool memiliki ketahanan yang cukup baik terhadap kelembapan.
Bahan-bahan peredam suara yang memiliki daya tahan terhadap kelembapan ini biasanya dilapisi dengan lapisan pelindung seperti vapor barrier. Lapisan-lapisan ini membantu mencegah air dari luar masuk ke dalam insulasi.
4. Tahan Api
Keamanan merupakan prioritas utama dalam setiap proyek bangunan dan memilih material peredam suara yang tahan api bisa memberikan perlindungan ekstra. Bahan tahan api mampu Bahan tahan api sekaligus memberikan waktu tambahan untuk evakuasi dan meminimalkan kerusakan pada struktur bangunan.
Contohnya, rockwool menjadi material peredam suara yang terkenal dengan sifat tahan apinya. Ini karena rockwool dibuat dari batuan vulkanik yang dipanaskan hingga suhu tinggi sehingga dapat menahan suhu ekstrem tanpa terbakar.
5. Permeabilitas Udara
Permeabilitas udara adalah kemampuan suatu material untuk dilalui oleh udara. Sederhananya, ini mengukur seberapa mudah udara dapat melewati sebuah bahan. Kriteria ini sangat penting jika material akan digunakan di area dengan aliran udara yang kuat atau di ruangan dengan ventilasi tinggi.
Aliran udara yang konstan dapat mengurangi efektivitas peredaman suara, terutama jika material tidak cukup padat atau stabil. Permeabilitas udara suatu bahan sangat tergantung pada jenis, kepadatan, dan ketebalan material tersebut. Selain itu, tujuan penggunaan juga akan mempengaruhi pemilihan bahan.
Penutup
Dengan demikian, jika ada yang bertanya apa yang termasuk bahan peredam suara? Jawabannya adalah rockwool, glasswool, polyester, material PET, keramik fiber, busa telur hingga soft board. Sejumlah bahan peredam suara ini dapat Kamu aplikasikan sesuai dengan kebutuhan dan preferensi.
Untuk bahan peredam suara yang lebih efektif, pertimbangkan untuk menggunakan GNET Rock Wool dan GNET Glasswool. Produk dari GNET Indonesia ini tentunya sudah melalui proses quality control yang ketat sehingga menawarkan produk yang akan membuat iklim ruangan yang nyaman, tahan lama, serta ramah lingkungan.
Segera konsultasikan kebutuhan Kamu bersama dengan tim GNET Indonesia!
Untuk informasi menarik lainnya seputar material bahan bangunan beserta dengan tip dan trik, pantau terus situs web GNET Indonesia.