APA ITU RUMAH TUMBUH?
Rumah tumbuh adalah rumah yang dirancang secara bertahap. Rumah tumbuh ini biasanya diterapkan karena budget yang minim dan lahan yang terbatas. Perluasan bangunan pada hunian dapat berupa penambahan bangunan secara horizontal maupun vertikal.
Meskipun memerlukan waktu yang lama, konsep rumah tumbuh ini sangat efektif untuk mewujudkan rumah idaman kamu karena pembangunan rumah dapat disesuaikan dengan jumlah anggaran yang kamu miliki.
Walaupun rumah tumbuh ini bisa diterapkan dengan budget yang minim, namun harus dilakukan dengan langkah yang tepat. Simak tips membangun rumah tumbuh berikut ini ya.
1. Menentukan desain rumah tumbuh sesuai dengan lahan yang tersedia
Denah rumah tumbuh
Sumber: Freepik
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan desain rumah tumbuh dan ke mana arah tumbuhnya, vertikal atau horizontal? Bila lahan tidak terlalu luas, maka konsep rumah tumbuh secara vertikal atau ke atas akan lebih tepat.
Namun jika lahan yang tersedia cukup memadai, maka kamu bisa menerapkan konsep tumbuh secara horizontal atau ke samping. Kamu bisa menggunakan GNET Floordeck untuk mengedak atau mengecor lantai agar lebih hemat biaya dan waktu pengerjaan.
Kalian bebas memilih arah pertumbuhan hunian yang kalian bangun. Yang terpenting, jangan sampai pertumbuhan rumah mengubah kondisi hunian yang sudah dibangun sebelumnya, misalnya sistem pencahayaan, sistem sanitasi, atau sirkulasi udara yang sudah dibuat.
2. Tentukan skala prioritas pembangunan rumah tumbuh
Desain rumah tumbuh
Sumber: Pinterest
Langkah selanjutnya adalah menentukan ruangan apa saja yang menjadi prioritas dalam pembangunan rumah tumbuh. Kamu bisa membuat denah terlebih dahulu agar lebih mudah dalam menentukan prioritas dan mencegah adanya perubahan saat pembangunan tahap berikutnya.
3. Buat anggaran detail sesuai dengan konsep rumah tumbuh kamu
Anggaran rumah tumbuh
Pengeluaran utama dalam membangun rumah adalah biaya untuk membeli material, biaya sewa tukang, serta biaya ketika merenovasi rumah. Cari bahan atau material yang mudah didapatkan namun berkualitas seperti bahan bangunan dari GNET yang sudah terbukti kualitasnya. Selain itu, gunakan material yang tahan lama serta mudah diaplikasikan agar dapat menghemat waktu pengerjaan.
Jangan lupa perhatikan harga barang yang kemungkinan akan selalu akan naik. Tidak seperti konsep pembangunan rumah biasa, membangun rumah tumbuh biasanya dilaksanakan dalam waktu yang cukup lama, bisa dalam hitungan bulan atau bahkan tahun. Sementara harga bangunan selalu naik setiap tahun.
4. Buat timeline pembangunan rumah tumbuh
Tujuan dari membuat timeline adalah agar pengerjaan pembangunan rumah impian kamu tidak molor dari target waktu yang ditentukan. Jika waktunya molor, maka kamu harus membayar lebih untuk membayar sewa tukang. Pengeluaran pun akan bertambah banyak.
Walaupun kamu tidak ingin pengerjaan jadi molor, namun jangan sampai pembangunan jadi terburu-buru. Pengerjaan yang terburu-buru beresiko terjadi kelalaian dalam pembangunan dan pemasangan material.
Oleh karena itu, lebih baik kamu membuat target sesuai tahapan pembangunan agar memiliki jangka waktu yang pasti dalam membangun rumah tumbuh. Dalam menentukan target waktu, jangan lupa untuk memperhatikan masalah teknis yang mungkin terjadi.
5. Percayakan pembangunan rumah tumbuh kamu pada tenaga profesional
Agar desain rumah tumbuh sesuai dengan kaidah arsitektur yang benar, maka sebaiknya serahkan desain rumah tumbuh kamu pada arsitek profesional. Selain perancangan, pengerjaan pembangunan pun juga harus dilakukan oleh orang yang berpengalaman.
GNET memiliki komunitas bernama GNETion Academy yang berisi para aplikator bangunan yang telah berpengalaman sesuai dengan keahliannya masing-masing. Untuk hasil terbaik, percayakan pada orang terbaik!
Nah, jika kamu memiliki budget dan lahan terbatas, menerapkan konsep rumah tumbuh dapat menjadi solusi. Dengan menerapkan lima langkah di atas, resiko yang dapat menghambat pembangunan rumah tumbuh pun dapat dihindari. Semoga menginspirasi ya!