Apakah kamu tahu, dikutip berbagai sumber, diperkirakan pasar konstruksi akan mengalami pertumbuhan yang stabil hingga 5,48 persen pada 2025? Hal ini sejalan dengan Asosiasi Kontraktor Indonesia bahwa pada 2024 sektor konstruksi kian menunjukkan dinamika positif.
Dari sinyak positif tersebut, tidak herak jika usaha toko bangunan sebagai salah satu jenis bisnis yang makin menjanjikan. Lalu, bagaimana cara membuka usaha toko bangunan? Dalam artikel kali ini, GNET Indonesia akan mengupas tuntas seputar kelebihan dan cara membuka usaha toko bangunan hingga rincian modal yang kamu perlukan.

Sumber: Freepik
Keuntungan Membuka Usaha Toko Bangunan
Berikut ini beberapa keuntungan ketika kamu mmebuka usaha toko bangunan.
1. Permintaan Pasar yang Stabil
Kamu tidak perlu khawatir terhadap fluktuasi musiman karena produk bahan bangunan dibutuhkan sepanjang tahun. Baik saat musim pembangunan atau sekadar renovasi rumah, masyarakat tetap membutuhkan semen, besi beton, keramik, dan berbagai bahan lainnya.
Hal tersebut tentunya didukung juga dengan pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan sektor properti yang membuat permintaan terhadap material konstruksi makin meningkat. Ini membuat bisnis toko bangunan tetap relevan dan stabil meski kondisi ekonomi tidak sepenuhnya menguntungkan.
2. Produk Tidak Kedaluwarsa
Salah satu kelebihan utama dari toko bangunan adalah produknya yang tidak memiliki masa kedaluwarsa. Contohnya, pasir, batu bata, besi hingga kayu bisa disimpan dalam waktu lama tanpa mengurangi kualitas dan nilai jualnya.
Hal ini tentu sangat menguntungkan dalam manajemen inventaris. Kamu bisa menyimpan stok lebih banyak tanpa khawatir harus membuang barang karena rusak atau basi, seperti pada usaha makanan atau kosmetik.
3. Margin Keuntungan yang Menarik
Pada umumnya, produk-produk bahan bangunan memiliki margin keuntungan yang cukup tinggi, terutama produk cat, keramik, dan perlengkapan sanitasi. Ini memungkinkan kamu untuk tetap memperoleh profit meskipun terjadi fluktuasi harga beli dari supplier.
Bukan hanya itu, sistem pembelian partai besar atau secara grosir juga memungkinkan kamu mendapatkan harga pokok yang lebih rendah. Dengan perhitungan yang matang, margin bisa terus meningkat seiring bertambahnya volume penjualan dan loyalitas pelanggan.
Baca Juga:
4. Menjangkau Segmen Pasar yang Luas
Selain menyasar pelanggan individu saja, toko bahan bangunan juga menyasar kontraktor proyek hingga developer properti. Hal ini membuka peluang besar untuk mendapatkan pesanan dalam skala besar, bahkan kerja sama jangka panjang.
Melalui pendekatan pemasaran yang tepat, kamu bisa menjangkau berbagai segmen, dari konsumen rumahan yang renovasi dapur hingga pengembang yang membangun kompleks perumahan. Hal ini membuat omzet lebih mudah berkembang secara signifikan.
5. Bisa Dilakukan dari Rumah
Jika kamu memiliki lahan cukup luas di rumah, bisnis toko bangunan bisa dimulai tanpa harus menyewa ruko. Halaman rumah bisa difungsikan sebagai area display barang atau tempat penyimpanan stok utama seperti pasir dan batako.
Ini tentu sangat efisien dari sisi biaya operasional, terutama pada tahap awal. Selama lokasi rumah strategis dan bisa diakses oleh kendaraan pengangkut, memulai dari rumah bisa menjadi solusi terbaik untuk menekan modal awal usaha.

Sumber: Freepik
Kekurangan Membuka Usaha Toko Bangunan
Berikut ini beberapa risiko yang perlu kamu pertimbangkan sebelum membuka usaha toko bangunan.
1. Modal Awal yang Cukup Besar
Kebutuhan modal awal untuk membuka usaha toko bangunan tergolong tinggi karena harus membeli stok dalam jumlah besar. Beberapa barang seperti semen, keramik, atau besi memiliki harga yang tidak murah, apalagi jika kamu ingin menyajikan stok lengkap di awal.
Selain itu, biaya tambahan seperti sewa tempat, pembelian kendaraan operasional, dan gaji karyawan turut menambah beban modal. Jika kamu tidak memiliki manajemen keuangan yang baik, modal bisa cepat habis sebelum bisnis mulai menghasilkan.
2. Membutuhkan Area Luas
Membuka usaha toko bangunan berarti menjual barang-barang berukuran besar dan bera sehingga kamu membutuhkan ruang penyimpanan yang luas dan memadai. Sebagai contoh, stok pasir, batu split, kayu, dan besi perlu tempat terbuka yang aman dan tidak mengganggu operasional toko.
Jika tempat usaha terlalu sempit, akan sulit untuk mengatur layout display produk atau menampung permintaan dalam jumlah besar. Hal ini juga bisa memengaruhi kelancaran distribusi barang ke konsumen, terutama jika menggunakan truk atau kendaraan besar.
3. Pengelolaan Inventaris Lebih Kompleks
Usaha toko bangunan umumnya memiliki ratusan jenis barang dengan spesifikasi berbeda, mulai dari ukuran, jenis, hingga satuan pengukuran. Hal ini menuntut sistem inventaris yang rapi dan akurat agar stok tidak cepat habis atau menumpuk.
Kesalahan dalam pencatatan stok dapat menyebabkan kerugian besar, seperti kehabisan barang saat ada pesanan masuk atau pembelian berlebih yang tidak efisien. Oleh karena itu, kamu perlu menerapkan sistem manajemen inventaris berbasis digital untuk meminimalkan risiko.

Sumber: Freepik
Cara Membuka Usaha Toko Bangunan
Sebelumnya kamu sudah mengetahui kelebihan dan risiko yang perlu kamu ambil saat membuka usaha toko bangunan. Berikut ini, mari pahami lebih lanjut tahapan cara membuka usaha toko bangunan.
1. Melakukan Riset Pasar dan Kompetitor
Langkah awal sebelum membuka toko bangunan adalah melakukan riset pasar secara menyeluruh. Tujuannya adalah untuk mengetahui kebutuhan konsumen di area target, jenis bahan bangunan yang paling laku, serta tren pembangunan di sekitarmu.
Selain itu, lakukan juga analisis kompetitor. Pelajari kekuatan dan kelemahan dari toko bangunan yang sudah ada, termasuk harga, kualitas layanan hingga ketersediaan stok. Langkah ini memudahkan kamu bisa menentukan strategi pembeda agar toko milikmu punya keunggulan kompetitif.
2. Menentukan Skala Usaha
Skala usaha toko bangunan sangat memengaruhi kebutuhan modal dan operasional. Kamu bisa memilih membuka toko berskala kecil dengan produk terbatas seperti semen, cat, dan paku.
Di lain sisi, kamu juga bisa angsung memilih skala menengah hingga besar dengan menyediakan material struktural seperti besi beton, pasir, dan kayu balok. Penentuan skala juga berkaitan erat dengan target pasar. Jika kamu menyasar proyek rumahan, skala kecil-menengah sudah cukup.
3. Memilih Lokasi Strategis
Lokasi menjadi salah satu faktor penting dalam kesuksesan toko bangunan. Sebaiknya, kamu memilih lokasi yang mudah diakses oleh kendaraan besar, seperti truk atau pick-up, terutama karena sebagian besar pembelian material dilakukan dalam volume besar.
Toko bangunan sebaiknya berada dekat perumahan baru, kawasan pembangunan, atau pusat aktivitas ekonomi. Selain itu, pertimbangkan juga ketersediaan lahan parkir dan ruang bongkar muat yang cukup luas agar operasional tidak terganggu.
4. Menyiapkan Modal Awal
Pada umumnya, mmodal awal yang diperlukan untuk membuka toko bangunan tidak sedikit, ini tergantung dari skala dan produk yang kamu jual. Rata-rata modal awal mencakup pembelian stok barang, penyewaan ruko, kendaraan operasional, dan biaya penggajian karyawan.
Kamu bisa menggunakan dana pribadi, pinjaman bank, atau sistem pembayaran tempo dengan supplier untuk memulai. Namun, penting untuk menyusun rencana anggaran (budgeting) secara rinci agar arus kas tetap terkontrol dan tidak mengganggu operasional toko.
5. Membangun Relasi dengan Supplier
Supplier atau distributor bahan bangunan adalah mitra kunci dalam kelancaran stok toko kamu. Pastikan kamu menjalin kerja sama dengan supplier yang menawarkan harga kompetitif, kualitas produk yang baik, serta pengiriman tepat waktu.
Dalam dunia material bangunan, kecepatan restock dan kepercayaan pada spesifikasi teknis produk, seperti ukuran besi beton, mutu semen, dan kualitas kayu adalah hal yang tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu, kamu perlu membangun komunikasi intensif dengan pemasok utama.
6. Mengurus Izin Usaha Secara Legal
Agar usaha kamu legal dan aman dari kendala hukum, kamu wajib mengurus perizinan usaha sejak awal. Adapun beberapa dokumen yang dibutuhkan antara lain Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Nomor Induk Berusaha (NIB), dan Izin Tempat Usaha dari pemerintah daerah setempat.
Selain sebagai bentuk legalitas, izin usaha juga berfungsi memperlancar kerja sama dengan supplier besar dan membuka akses ke fasilitas perbankan seperti pinjaman modal usaha atau kerja sama proyek. Pastikan kamu menyimpan salinan dokumen izin dengan rapi sebagai bukti legalitas usaha.
7. Merekrut Karyawan Andal
Karyawan yang kompeten akan sangat membantu operasional harian toko bangunan. Dalam tahap awal, kamu membutuhkan tenaga gudang, kasir, dan staf administrasi. Untuk toko yang lebih besar, dibutuhkan juga tenaga sopir dan sales lapangan. Pastikan mereka memiliki pemahaman dasar tentang produk material bangunan.
Selain keterampilan teknis, kamu juga perlu memilih karyawan yang jujur, cekatan, dan dapat bekerja sama dalam tim. Memiliki karyawan yang memahami jenis dan fungsi material juga akan lebih mudah dalam melayani pelanggan.
8. Menggunakan Sistem Inventaris Digital
Mengelola ratusan jenis produk bahan bangunan secara manual tentu sangat menyulitkan. Maka dari itu, penting untuk menggunakan sistem inventaris digital atau aplikasi stok barang. Sistem ini membantu kamu mencatat jumlah barang masuk dan keluar, mengelola stok minimum, dan mencegah kehilangan barang.
Melalui adanya digitalisasi, kamu bisa memantau stok produk dari mana saja dan kapan saja. Beberapa sistem bahkan bisa dikaitkan dengan kasir. Dengan demikian, data penjualan dan stok selalu sinkron. Ini akan memudahkan kamu dalam pengambilan keputusan bisnis berbasis data.
9. Melakukan Pemasaran Offline dan Online
Di era digital seperti sekarang, pemasaran toko bangunan tidak cukup hanya mengandalkan pelanggan yang datang langsung. Kamu perlu aktif memasarkan toko secara online melalui Google Maps, marketplace, dan media sosial. Untuk menarik perhatian target audines, kamu bisa membuat konten informatif dan katalog produk secara berkala.
Sementara itu, pemasaran offline tetap penting. Kamu bisa menyebarkan brosur ke perumahan sekitar, menjalin kerja sama dengan mandor atau tukang bangunan, dan memasang spanduk di lokasi strategis. Semakin dikenal toko kamu, maka makin besar peluang mendapatkan pelanggan loyal.
10. Memberikan Layanan Tambahan
Agar toko bangunan kamu punya nilai tambah dibanding kompetitor, cobalah memberikan layanan ekstra. Contohnya, layanan antar barang ke lokasi proyek, diskon khusus untuk pembelian dalam jumlah besar, atau program loyalitas pelanggan. Kamu juga bisa bekerja sama dengan tukang lokal untuk memberikan solusi paket bahan dan jasa.
Layanan tambahan ini akan meningkatkan kepuasan pelanggan dan menciptakan repeat order. Dalam jangka panjang, kamu juga bisa membangun brand toko sebagai mitra terpercaya dalam pembangunan rumah atau proyek konstruksi.
Rincian Modal untuk Usaha Toko Bangunan
Berikut adalah estimasi rincian modal usaha toko bangunan, yang mencakup modal awal pembukaan usaha dan biaya operasional bulanan.
1. Modal Awal Usaha Toko Bangunan
No. | Item | Kuantitas | Harga/Unit | Total |
1. | Mobil pick up untuk distribusi barang | 1 unit | Rp110.000.000 | Rp110.000.000 |
2. | Stok awal bahan bangunan | 1 paket | Rp230.000.000 | Rp230.000.000 |
3. | Etalase dan rak display | 1 set | Rp3.000.000 | Rp3.000.000 |
4. | Lemari penyimpanan dokumen dan barang kecil | 1 unit | Rp 2.500.000 | Rp 2.500.000 |
5. | Komputer kasir admin | 1 unit | Rp3.500.000 | Rp3.500.000 |
6. | Meja kasir dan kursi kerja | 1 set | Rp 2.500.000 | Rp2.500.000 |
7. | Biaya tak terduga (miscellaneous) | - | Rp4.000.000 | Rp4.000.000 |
8. | Total Modal Awal | Rp 355.500.000 |
2. Biaya Operasional Bulanan
No. | Item | Kuantitas | Harga/Unit | Total |
1. | Pembelian bahan/material | 1 unit | Rp110.000.000 | Rp110.000.000 |
2. | Sewa tempat usaha | 1 lokasi | Rp 1.500.000 | Rp 1.500.000 |
3. | Gaji karyawan (3 orang | 2 orang | Rp 2.500.000 | Rp5.000.000 |
4. | Transportasi dan operasional | - | Rp 600.000 | Rp 600.000 |
5. | Listrik dan air | - | Rp 500.000 | Rp 500.000 |
6. | Total Biaya Bulanan | Rp62.600.000 |
3. Estimasi Omzet dan Laba
Dengan demikian, diasumsikan pendapatan harian sebesar Rp3.350.000 yang berasal dari penjualan pasir, semen, batu bata, cat, keramik, dan material kecil lainnya, maka potensi omzet per bulan adalah:
Rp3.350.000 x 30 hari = Rp100.500.000
Setelah dikurangi dengan biaya operasional bulanan sebesar Rp 65.100.000, maka estimasi laba bersih per bulan yang dapat kamu peroleh adalah sebagai berikut.
Rp100.500.000 â Rp65.100.000 = Rp37.900.000
Penutup
Bagaimana, cara membuka usaha toko bangunan mudah, bukan? Umumnya usaha toko bangunan bisa menjadi peluang bisnis yang menjanjikan yang berkenlanjutan. Jika dilakukan dengan tekun dan konsisten, toko bangunan kamu bisa menjadi penyedia utama material konstruksi di wilayah kamu.
Untuk informasi dan tip menarik lainnya seputar material bahan bangunan, pantau terus situs web GNET Indonesia!