Ingin memiliki lantai yang kuat dan tahan lama? Cara memperbaiki lantai yang retak menjadi langkah penting yang harus dilakukan. Pasalnya, retakan pada lantai tidak hanya merusak tampilan, melainkan juga dapat menjadi pintu masuk bagi kelembapan dan serangga.
Penyebab lantai retak pun dapat bermacam-macam mulai dari pergerakan tanah, beban berlebih, hingga penggunaan material yang kurang berkualitas. Namun, sekarang kamu tidak perlu bingung lagi karena dalam artikel ini. GNET Indonesia akan mengupas tuntas seputar berbagai cara memperbaiki lantai yang retak. Simak artikel ini sampai tuntas!
Penyebab Umum Lantai Retak
Sebelum masuk ke pembahasan cara memperbaiki lantai yang retak, sebaiknya kamu memahami terlebih dahulu seputar penyebab umum lantai retak. Berikut ini penjelasan lebih detailnya.
1. Pemuaian dan Penyusutan
Penyebab lantai retak pertama adalah adanya pemuaian dan penyusutan. Hal ini biasanya disebabkan akibat perubahan suhu atau kelembapan. Ketika suhu meningkat, material lantai seperti beton atau keramik cenderung mengembang.
Istilah teknis untuk fenomena tersebut adalah thermal expansion and contraction. Masalah ini sering kali berdampak lebih parah pada lantai yang tidak dilengkapi dengan expansion joint, yakni celah kecil yang dirancang untuk menyesuaikan pergerakan material akibat perubahan suhu.
2. Fondasi Tidak Stabil atau Pergerakan Tanah
Fondasi yang tidak kokoh atau adanya pergerakan tanah di bawah bangunan juga bisa menjadi penyebab utama lantai retak. Jika tanah bergeser atau mengalami penurunan, kemudian tekanan dari bawah akan berdampak langsung pada lantai, terutama jika fondasi tidak cukup kuat untuk menahan pergerakan tersebut.
Adapun fenomena fondasi tidak stabil dan adanya pergerakan tanah disebut soil settlement atau ground shifting. Pergerakan tanah bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti drainase yang buruk, gempa bumi kecil, atau kondisi tanah yang tidak padat saat konstruksi dilakukan.
Baca Juga: 10 Tips Memilih Lantai Rumah, Bikin Hunian Kamu Makin Nyaman
3. Adanya Beban Berlebih pada Lantai
Setiap jenis lantai memiliki batas beban yang mampu ditopang. Jika kamu meletakkan benda berat, contohnya seperti lemari besar, peralatan berat, atau bahkan kendaraan di atas lantai yang tidak dirancang untuk itu, kemungkinan tekanan berlebih bisa menyebabkan lantai retak.
Dalam istilah teknis, fenomena tersebut disebut overloading. Contohnya beton yang memiliki kapasitas tekanan tertentu yang disebut compressive strength (kekuatan tekan). Jika beban melebihi kapasitas ini, struktur material lantai akan mulai rusak dan membuat retakan yang sulit diperbaiki.
4. Penggunaan Material yang Tidak Tepat
Cara memperbaiki lantai yang retak selanjutnya adalah pemilihan material yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan dan tujuan penggunaan. Sebagai contoh, apabila kamu menggunakan keramik di area basah seperti kamar mand, hal ini dapat mempercepat munculnya retakan.
Material yang tidak tahan kelembapan atau perubahan suhu tentunya tidak akan bertahan lama dalam kondisi yang ekstrem. Untuk itu, penting untuk memilih lantai yang berkualitas untuk menghindari retakan pada lantai kamu.
Sumber: Freepik
Jenis-Jenis Retakan pada Lantai
Kini, kamu sudah mengetahui penyebab umum dari lantai retak. Selanjutnya, mari pahami berbagai jenis retakan pada lantai karena setiap jenis retakan memerlukan metode perbaikan yang berbeda.
1. Retakan Kecil (Kosmetik)
Retakan kecil atau retakan kosmetik biasanya hanya muncul di permukaan lantai tanpa memengaruhi struktur di bawahnya. Retakan ini sering kali disebabkan oleh penyusutan material selama proses pengeringan atau pemuaian akibat perubahan suhu.
Meski terlihat sepele, retakan kecil ini dapat menjadi lebih besar jika tidak diperbaiki, terutama jika terpapar air atau kelembapan. Kamu dapat memperbaikinya dengan mudah menggunakan bahan pengisi seperti epoxy filler atau acrylic sealant untuk memperbaiki kerusakan ringan.
2. Retakan Besar (Struktural)
Jenis retakan selanjutnya adalah retakan besar. Jenis retakan besar ini merujuk pada retakan yang mengindikasikan adanya masalah pada struktur lantai atau fondasi. Biasanya, retakan ini lebih dalam, lebar, dan dapat memengaruhi stabilitas lantai secara keseluruhan.
Adapun penyebab utama retakan besar adalah adanya fondasi yang tidak stabil, pergeseran tanah, dan tekanan berlebih akibat beban berat. Nantinya, kamu memerlukan material penguat struktur bangunan, seperti polyurethane grout atau fiber reinforcement untuk retakan besar.
3. Retakan Jaring Laba-Laba (Spider Cracks)
Jenis retakan lantai selanjutnya adalah retakan jaring laba-laba. Adapun jenis retakan jaring laba-laba merupakan kumpulan retakan kecil yang saling terhubung, membentuk pola seperti jaring laba-laba. Retakan ini biasanya terjadi pada lantai beton yang mengalami penyusutan selama proses pengeringan.
Meskipun retakan ini tidak selalu berbahaya secara struktural, tetapi retakan jaring laba-laba dapat memicu kerusakan lebih serius. Sebagai solusi, kamu dapat menggunakan self-leveling compound atau pengaplikasian epoxy coating untuk menutupi pola retakan tersebut.
Sumber: Freepik
Cara Memperbaiki Lantai yang Retak
Jika tidak segera diperbaiki, lantai yang retak bisa menjadi sumber gangguan yang lebih besar, baik secara estetika maupun struktural. Berikut adalah langkah-langkah praktis untuk memperbaiki lantai yang retak agar kembali seperti semula.
1. Mempersiapkan Alat dan Bahan
Langkah paling pertama dalam memperbaiki lantai yang retak adalah mempersiapkan alat dan bahannya dengan komplit. Beberapa alat yang perlu disiapkan, di antaranya adalah pahat beton atau chisel, sikat kawat, vacuum dan kain basah, serta ampelas.
Sementara itu, bahan yang kamu butuhkan, yakni mortar khusus berbasis semen atau epoxy untuk mengisi retakan, serat penguat fiberglass untuk memperkuat lantai, serta sealant untuk melindungi hasil perbaikan.
Baca Juga: 10 Cara Memasang Keramik yang Mudah, Bisa Kamu Lakukan Sendiri dan Pasti Presisi
2. Membersihkan Area Lantai yang Retak
Langkah selanjutnya adalah membersihkan area lantai yang retak. Langkah ini menjadi langkah dasar yang tidak boleh dilewatkan. Pasalnya, area lantai yang banyak kotoran, debu, dan sisa material lainnya dapat menghambat daya rekat bahan pengisi.
Dalam tahap ini, kamu memerlukan ikat kawat untuk mengikis sisa material di sekitar retakan. Jika ada debu halus yang tersisa, gunakan vakum atau kain lembap untuk membersihkannya hingga benar-benar bersih.
3. Memperbesar dan Membersihkan Retakan
Pada retakan kecil, memperbesar retakan mungkin terdengar kontraproduktif. Namun, langkah ini sebenarnya penting untuk memastikan bahan pengisi retakan dapat menembus ke dalam celah dan memperkuat struktur lantai.
Kamu bisa menggunakan pahat beton atau alat khusus seperti rotary tool untuk memperbesar retakan hingga berbentuk seperti huruf "V" atau "U". Nantinya, bentuk retakan ini memungkinkan cairan semen atau epoxy mengisi retakan dengan lebih baik dan mencegah retakan kembali terbentuk. Setelah proses ini, bersihkan kembali area retakan dengan sikat kawat dan vakum.
Sumber: Pexels
4. Mengisi Retakan dengan Material Khusus
Pada umumnya, pemilihan material pengisi tergantung pada jenis dan ukuran retakan. Untuk retakan kecil hingga sedang, Kamu bisa menggunakan mortar berbasis semen. Sementara itu, untuk retakan yang lebih besar, sebaiknya kamu menggunakan epoxy karena daya rekatnya yang lebih tinggi dan tahan lama.
Berikut ini beberapa langkah dalam mengisi retakan.
a. Aduk bahan pengisi sesuai petunjuk pada kemasan untuk memastikan konsistensinya tepat.
b. Selanjutnya, gunakan spatula atau kape untuk mengisi retakan dengan hati-hati.
c. Terakhir, pastikan tidak ada sisa udara dalam retakan karena ini bisa menyebabkan retakan kembali muncul.
5. Menguatkan Lantai Retak dengan Serat Khusus
Untuk retakan besar yang memiliki potensi kerusakan struktural, kamu memerlukan serat penguat seperti fiberglass dan serat karbon. Biasanya, material ini sering digunakan pada perbaikan lantai industri atau area dengan beban berat.
Sebagai tip dalam mengaplikasikan serat, pertama-tama potong serat sesuai dengan panjang retakan. Selanjutnya tempelkan serat di atas retakan yang sudah diisi mortar atau epoxy, sebelum mengering. Setelah itu, tekan serat hingga menempel rata dan biarkan mengering sesuai waktu yang dianjurkan.
6. Meratakan dan Menghaluskan Permukaan
Setelah bahan pengisi mengering, permukaan lantai perlu diratakan agar terlihat rapi dan nyaman digunakan. Dalam tahap ini, kamu bisa menggunakan ampelas untuk meratakan area yang telah diperbaiki.
Untuk hasil maksimal, kamu juga bisa menggunakan concrete polisher yang memberikan hasil lebih halus dan mengembalikan tampilan lantai seperti semula. Langkah ini juga memastikan tidak ada tonjolan yang mengganggu estetika atau membahayakan orang yang berjalan di atasnya.
7. Mengaplikasikan Lapisan Pelindung
Cara terakhir dalam mengatasi retakan pada lantai adalah dengan mengaplikasikan lapisan pelindung. Bahan lapisan pelindung ini merupakan langkah yang sering kali diabaikan, padahal ini sangat penting untuk menjaga daya tahan lantai dan umur pakai lantai itu sendiri.
Kamu bisa menggunakan sealant berbasis polyurethane atau epoxy coating untuk melindungi lantai dari kelembapan, tekanan, dan goresan. Berikut ini proses pengaplikasian lapisan pelindung untuk lantai.
a. Membersihkan area lantai sekali lagi untuk memastikan tidak ada debu atau kotoran.
b. Mengaplikasikan lapisan pelindung menggunakan roller atau kuas secara merata.
c. Membiarkan lapisan mengering sesuai waktu yang dianjurkan sebelum lantai digunakan kembali.
Kesimpulan
Dengan demikian, memahami cara memperbaiki lantai yang retak sangat penting untuk menjaga keindahan dan kekokohan bangunan kamu. Mulai dari memperbesar retakan agar bahan pengisi retakan bisa menembus retakan lebih efektif hingga mengaplikasikan lapisan pelindung di permukaan lantai, dengan langkah tersebut kamu bisa mengatasi masalah ini dengan praktis.
Untuk menghindari lantai retak, tentunya kamu memerlukan penutup lantai yang berkualitas guna meminimalkan risiko ini. Sebagai solusi, pertimbangkan untuk menggunakan material lantai berkualitas dari GNET Indonesia, seperti GNET Flooring.
GNET Flooring memiliki berbagai pilihan jenis material lantai berkualitas, dari GNET Ceramic Tiles, GNET Granite Tiles, dan SPC Flooring. Diproduksi dengan nano technology membuat material lantai GNET Flooring memiliki finishing yang lebih mengkilap.
Jadi, tunggu apalagi? Dapatkan informasi detail seputar GNET Flooring dengan menghubungi WhatsApp GNET Indonesia sekarang!