Hiruk-pikuk kontestasi Pemilihan Umum 2024 sudah berlalu. Rangkaian kampanye telah dilaksanakan di berbagai tempat dan daerah. Sebelum memasuki masa tenang, para calon presiden melaksanakan kampanye akbar yang bertujuan untuk meningkatkan elektabilitas.
Salah satu venue tempat berlangsungnya kampanye akbar adalah Stadion JIS (Jakarta International Stadium). Pada kesempatan ini, GNET Indonesia akan mengajakmu untuk mengenal lebih dekat dengan Stadion JIS. Mulai dari siapa arsitek yang memprakarsai sampai filosofi desain dari Stadion JIS. Simak langsung pembahasan selengkapnya, melalui artikel di bawah.
Siapa Arsitek Stadion JIS?
Tiyok Prasetyoadi merupakan sosok arsitek dari Jakarta International Stadium (JIS). Stadion berkapasitas 82.000 penonton tersebut diklaim telah sesuai dengan standar FIFA. Stadion JIS pun digunakan sebagai venue Piala Dunia U-17 pada bulan November 2023 lalu. Walau begitu, sebelum digunakan sebagai perhelatan Piala Dunia U-17 rumput Stadion JIS
Selain memprakarsai desain Stadion JIS, Kiprah Tiyok di dunia arsitektur pun tidak main-main. Pria lulusan Arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB) Tahun 1995 tersebut namanya mulai melambung saat berhasil memenangkan Sayembara Desain Arsitek dalam pembangunan empat gedung senilai Rp 245 miliar tahun 2010, lalu.
Empat gedung yang dimaksud, di antaranya yaitu Center of Advance Studies (CAS), Center of Arts Design and Language (CADL), dan Center of Research and Community Services (CRCS) yang berada di kompleks ITB. Pada kesempatan tersebut, dewan juri mengungkapkan keunggulan karya desain Tiyok terletak pada aspek hijau, serta lokasi penempatan ventilasi gedung.
Berapa Biaya Pembangunan Stadion JIS?
Stadion yang berlokasi di Jakarta Utara, DKI Jakarta ini diresmikan oleh Anies Baswedan pada 24 Juli 2022 saat dirinya menjabat Gubernur DKI Jakarta. Stadion JIS berdiri di atas tanah seluas 66,6 hektare. Lahan tanah tersebut awalnya merupakan kawasan Taman BMW (Bersih Manusia Wibawa).
Mulai dibangun pada 2019, Stadion JIS menelan biaya sekitar Rp 4,5 triliun. Mengutip dari berbagai sumber, sekitar 80% anggaran untuk pembangunan JIS menggunakan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari pemerintah pusat. Sisanya, yaitu sebesar 20% atau sekitar Rp 900 miliar barulah menggunakan anggaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Perhatian selanjutnya pada Stadion JIS adalah ketersediaan akses dan parkir penonton. Saat ada perhelatan konser musik, banyak penonton yang mengalami kesulitan untuk pulang dari JIS. Untuk mengatasi hal ini pemerintah pusat kembali mengalirkan anggaran sekitar Rp 80 miliar. Mayoritas anggaran tersebut digunakan untuk memperbaiki akses menuju Stadion JIS.
Menjelang pergelaran Piala Dunia U-17 kembali menganggarkan budget sekitar Rp 6 miliar guna merenovasi rumput JIS. Pasalnya, rumput Stadion JIS dinilai belum memenuhi standar FIFA.
Struktur Konstruksi Stadion JIS
Konstruksi Stadion JIS mempunyai delapan tiang utama sebagai penopang. Berbentuk bulat, kokoh, berdiameter enam meter, dan memiliki tinggi 70 meter. Selain tiang utama, masih ada tiang-tiang kecil pendukung lainnya untuk mendukung struktur Stadion JIS. Setidaknya terdapat 64 tiang kecil.
Stadion JIS mempunyai atap yang bisa dibuka dan ditutup atau sistem retractable roof. Sistem buka-tutup tersebut menjadi Stadion JIS layaknya stadion-stadion megah di dunia. JIS juga menjadi stadion pertama di Indonesia yang mengaplikasikan sistem buka-tutup atap.
Para insinyur yang membangun Stadion JIS memanfaatkan delapan tiang utama sebagai tumpuan untuk menaikkan rangka atap. Pada puncak tiang utama ini ditambahi kerangka baja dengan tinggi enam meter. Kerangka baja tersebut digunakan sebagai pusat untuk mengerek rangka atap dengan menggunakan hidrolis.
Rangka atap seberat 3.900 ton dengan panjang 267 meter dan lebar 245 meter tersebut dibuat di bawah sebelum diangkat. Atap besar yang membentang berukuran besar tersebut dibuat dengan kerangka utama dari pipa-pipa khusus yang diproduksi di Tiongkok.
Setelah teknisi berhasil merakit rangka atap, maka barulah mulai proses pengangkatan ke atas stadion. Proses pengangkatan tersebut rangka atap diikat dengan dua tali. Apabila terdapat satu tali putus masih terdapat tali lainnya yang akan menahan. Butuh waktu selama tujuh hari untuk bisa mengangkat atap secara keseluruhan naik di ketinggian 70 meter.
Filosofi Desain Stadion JIS
Dilansir dari Republika, Manajer Proyek Jakpro (PT Jakarta Propertindo) Arry Wibowo menjelaskan bahwa pembangunan Stadion JIS mengusung filosofi desain ikat kepala ala suku Betawi, yaitu gigi balang. Bentuk ikat kepala Betawi tersebut diimplementasikan dalam bentuk kubah layaknya mangkok yang tak terputus dengan bentuk dasar lingkaran.
Berikutnya pada bagian fasad bangunan JIS, Arry Wibowo mengungkapkan bahwa Stadion JIS memiliki perforasi (lubang-lubang) yang menyerupai corak harimau. Tidak cuma sebagai estetika, perforasi tersebut pun untuk mendukung sistem sirkulasi udara di dalam stadion. Alhasil para penonton yang menyaksikan pertandingan sepak bola tidak merasa panas di area tribun.
Selain itu, ornamen gigi balang khas betawi bakal diterapkan pula pada jalur penghubung yang menjadi akses jalan pedestrian di sisi barat dan timur stadion. Desain plafon pada bagian dalam bangunan stadion, seperti di ruang media dan ruangan konferensi pers juga menerapkan konsep serupa.
Penutup
Demikian ulasan tentang berapa biaya pembangunan Stadion JIS sebagai salah satu venue pelaksanaan kampanye akbar pemilu. Semoga ulasan di atas dapat menambah insight yang bermanfaat untuk Kamu. Jangan lupa pantau terus website gnetindonesia.com untuk temukan lebih banyak artikel tentang konstruksi bangunan dan dekorasi hunian lainnya!