
Beberapa waktu lalu, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung diterjang angin kencang. Peristiwa ini banyak yang menyebutnya sebagai ââ¬Ëtornado rancaekekââ¬â¢. Ratusan bangunan pun porak-poranda akibat terpaan angin berkecepatan tinggi tersebut.
Mengutip dari laman CNN Indonesia, Erma Yulihastin Pakar BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) mengungkapkan bahwa pusaran angin di area tersebut sebagai tornado merupakan yang perdana di Indonesia.
Walau perdana sebenarnya bencana pusaran angin kencang bukan hal yang asing di Indonesia. Pasalnya, ada pula puting beliung yang biasa menerpa wilayah Indonesia. Lantas bagaimanakah cara meminimalisir dampak dari bencana angin kencang terhadap kerusakan konstruksi bangunan?
GNET Indonesia akan mengulasnya lebih lengkap, melalui artikel berikut ini.
Tornado Rancaekek Rusak 497 Rumah
Detikcom menyebutkan bahwa setidaknya terdapat 497 rumah yang terdampak dari peristiwa bencana tornado Rancaekek ini. Hal ini disampaikan oleh Kapolresta Bandun, yaitu Kombes Kusworo Wibowo.
Kusworo menyebutkan ada 223 rumah mengalami rusak berat, 208 rumah rusak sedang, dan 66 rumah rusak ringan. Adapun jumlah korban yang terdampak sekitar 1.308 jiwa dan 422 kartu keluarga.
Kerusakan yang disebabkan oleh tornado Rancaekek mencapai 305 hektare dan lebar 516 meter. Tipe kerusakan yang terjadi di antaranya, yaitu atap hilang, bangunan mengalami kerobohan, dan pohon tumbang.
Mengingat tingginya kerusakan bangunan akibat tornado Rancaekek, adakah cara untuk membangun rumah tahan angin kencang dalam mencegah dampak dari bencana serupa di kemudian hari? Tentu ada, berikut cara-caranya:
Cara Membangun Rumah Tahan Angin Kencang
Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara tropis yang mana setiap tahunnya akan ada masa transisi atau musim pancaroba. Fenomena ini kerap kali menimbulkan bencana angin puting beliung.
Untuk itu, untuk menghadapi musim pancaroba perlu persiapan yang matang. Salah satunya pada aspek konstruksi bangunan dengan cara mempersiapkan mitigasi struktural. Adapun beberapa hal yang bisa diaplikasikan untuk mencegah kerusakan akibat angin kencang pada bangunan, di antaranya:
-
Membuat Perlindungan Alami
Cara pertama yang bisa Kamu lakukan adalah dengan memanfaatkan perlindungan alami, seperti menanam pepohonan. Mengapa pepohonan bisa perlindungan alami dari angin kencang? Bukankah menanam pohon di dekat rumah justru berpotensi tumbang saat diterpa angin?
Nah, jadi mengutip hasil penelitian dari IPB University bahwa keberadaan pepohonan di sekitar bangunan hunian dapat meminimalisir kecepatan angin. Tetapi Kamu harus memperhatikan ketinggian pohon.
Hal tersebut karena pemilihan pohon dengan ketinggian lebih dari 15 meter akan lebih optimal dalam meminimalisir kecepatan angin. Tingkat kerapatan penanaman pohon juga perlu Kamu cermati.
Disarankan Kamu menempatkan pohon dengan tingkat kerapatan 75 % - 85 % supaya angin dapat dipecah secara baik tanpa menghasilkan turbulensi. Selain itu jarak pohon dengan rumah juga sebaiknya tidak terlalu dekat untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, seperti tumbang ke arah bangunan.
-
Sesuaikan Bentuk dan Tingkat Kemiringan Atap
Menyadur dari halaman Republika.co.id, Akademisi Universitas Jenderal Soedirman, Nanang Gunawan menjelaskan bahwa penting untuk mengecek kembali bentuk dan tingkat kemiringan dari atap bangunan.
Nanang menjelaskan, kemiringan atap yang baik sekitar 30-35 derajat. Bila atap terlalu tegak dikhawatirkan akan menangkap angin lebih banyak dan berpotensi mengalami kerusakan.
Kian curam kemiringan atap, maka semakin tinggi pula beban angin yang diterima. Tingginya beban angin tentu akan menimbulkan bahaya untuk konstruksi bangunan itu sendiri.
-
Pentingnya Ikatan Kuat pada Struktur dan Konstruksi Bangunan
Sebaik apapun material atap apabila tidak didukung dengan ikatan yang kuat pada struktur bangunan tentu akan sia-sia. Pasalnya pada beberapa kasus runtuhnya bangunan akibat angin kencang, disebabkan oleh ikatan struktur dan konstruksi yang kurang kuat.
Terkadang mungkin pada saat awal pemasangan, ikatan struktur dan konstruksi telah diaplikasikan secara kuat. Tetapi seiring berjalannya waktu ikatan tersebut bisa saja melemah. Oleh sebab itu, penting sekali untuk melakukan pengecekan secara berkala supaya struktur dan konstruksi bangunan dapat terjaga dan keamanan terjamin.
-
Pengaplikasian Atap Baja Ringan
Salah satu material yang direkomendasikan untuk rumah tahan angin kencang adalah baja ringan. Walau begitu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses konstruksinya supaya atap dapat berdiri dengan kokoh.
Pertama dari penggunaan ikatan angin pada struktur baja ringan. Adapun beberapa contoh ikatan angin baja ringan adalah:
- Lateral Tie: Ikatan angin ini berupa bagian batang yang terikat pada bagian antara kuda-kuda struktur dalam posisi horizontal. Lateral tie berfungsi sebagai tumpuan struktur atap yang menjadi penghubung antar satu kolom dengan kolom lainnya.
- Diagonal Web Bracing: Seperti pada namanya, ikatan ini berposisi diagonal dan ditempatkan pada area kuda-kuda. Diagonal web bracing berada di tengah dengan dua bagian ujungnya ada pada bottom chord dan top chord. Fungsi dari ikatan angin ini adalah membagikan beban yang diterima atap secara merata.
- Bottom Chord Bracing: Ikatan ini berperan sebagai penahan gaya tarik dari plafon yang menggantung. Letaknya berada pada bawah rangka atap. Pemasangannya mengikuti sudut kemiringan plafon.
- Top Chord Bracing: Ikatan ini terletak pada bagian atas kuda-kuda struktur. Fungsinya sebagai tempat untuk dudukan atap dan reng. Serta, mengikat antar satu top chord dan top chord lainnya.
- X-Bracing: Ikatan X-Bracing mempunyai pola ââ¬ÅXââ¬Â sebagai penyangga diagonal untuk memberi kestabilan pada rangka atap dengan struktur yang kompleks.
Penutup
Itulah ulasan tentang tornado Rancaekek Bandung dan mitigasinya dengan cara membuat rumah tahan angin kencang. Semoga dengan mengaplikasikan cara di atas, dapat meminimalisir dampak yang dihasilkan dari bencana serupa.
Temukan lebih banyak tips dan trik tentang konstruksi bangunan lainnya bersama GNET Indonesia.