Musim panas akan segera tiba. Atap rumah anti panas adalah solusi terbaik untuk menjaga kenyamanan hunian di tengah cuaca panas yang tidak menentu ini. Di daerah tropis, atap bisa menyerap hingga 70% panas matahari yang kemudian diteruskan ke dalam ruangan.
Jika material atap tidak memiliki daya tahan termal yang baik, suhu dalam rumah akan meningkat drastis. Hal ini tentunya bisa menyebabkan ketidaknyamanan serta peningkatan konsumsi energi untuk pendingin udara. Namun, sekarang kamu tidak perlu khawatir karena dalam artikel ini GNET Indonesia akan mengupas tuntas seputar atap rumah anti panas.

Sumber: Freepik
Jenis-Jenis Atap Rumah Anti Panas
Saat ini, terdapat berbagai jenis atap rumah yang dirancang untuk meredam panas secara efektif. Beberapa di antaranya memiliki sifat reflektif terhadap sinar matahari, sedangkan yang lain menggunakan material dengan daya serap panas rendah.
Berikut adalah 12 jenis atap rumah yang dapat membantu menjaga kesejukan dalam rumah kamu.
1. Atap Genteng Tanah Liat
Genteng tanah liat merupakan pilihan klasik yang telah digunakan sejak lama dalam konstruksi rumah. Material ini memiliki porositas alami yang membantu mengurangi penyerapan panas secara langsung.
Keunggulan lain dari genteng tanah liat adalah daya tahannya yang tinggi terhadap perubahan suhu dan cuaca ekstrem. Namun, material ini cukup berat sehingga memerlukan rangka atap yang kokoh agar dapat menopangnya dengan baik.
2. Atap Genteng Keramik
Genteng keramik merupakan pengembangan dari genteng tanah liat yang telah diberi lapisan glazur untuk meningkatkan daya tahan dan estetika. Lapisan ini juga berfungsi sebagai reflektor yang membantu memantulkan sinar matahari sehingga mengurangi panas yang masuk ke dalam rumah.
Selain memiliki ketahanan yang baik terhadap panas, genteng keramik juga tidak mudah berlumut atau lapuk. Agar hasilnya maksimal, pastikan rangka atap Kamu menggunakan material yang kuat seperti baja ringan atau kayu keras berkualitas tinggi.
3. Atap Genteng Beton
Genteng beton dikenal dengan daya tahan dan kekuatannya yang tinggi. Material ini terbuat dari campuran semen, pasir, dan air yang dicetak dalam berbagai bentuk. Karena memiliki massa yang cukup padat, genteng beton mampu meredam panas lebih lama sehingga suhu dalam rumah tetap stabil.
Selain sebagai insulator termal, genteng beton juga tahan terhadap tekanan dan cuaca ekstrem. Namun, bobotnya yang berat memerlukan struktur rangka atap yang kuat agar tidak mengalami kerusakan. Untuk meningkatkan efisiensi termal, genteng ini sering ditambahkan lapisan insulasi tambahan seperti aluminium foil atau glasswool.
Baca Juga: Mengenal Atap Shingles: Pengertian, Kelebihan, dan Harganya
4. Atap Genteng Zinc-Aluminium
Genteng zinc-aluminium merupakan jenis atap metal yang menggabungkan kelebihan yang dimiliki seng dan aluminium dalam satu material atap. Atap ini memiliki daya reflektif yang tinggi terhadap sinar matahari sehingga membantu mengurangi panas yang masuk ke dalam rumah.
Atap zinc-aluminium juga lebih ringan dibandingkan genteng konvensional, sehingga tidak membebani struktur bangunan. Namun, karena sifatnya yang konduktif terhadap panas, sebaiknya kamu menambahkan lapisan insulasi seperti foil atau peredam suara agar ruangan tidak terasa panas dan bising saat hujan.

Sumber: Freepik
5. Atap Genteng uPVC
Atap uPVC (Unplasticized Polyvinyl Chloride) merupakan inovasi terbaru dalam industri konstruksi yang menawarkan keunggulan dalam meredam panas. Material ini memiliki struktur berongga yang mampu menghambat perpindahan panas dari luar ke dalam ruangan.
Atap uPVC tahan terhadap korosi dan tidak mudah rusak akibat paparan cuaca ekstrem. Bobotnya yang ringan membuat atap ini sangat mudah dipasang dan tidak membebani rangka atap. Jika Kamu mencari alternatif atap yang praktis, tahan lama, dan efisien dalam mengurangi panas, uPVC bisa menjadi pilihan yang tepat.
6. Atap Genteng Shingles
Genteng shingles umumnya terbuat dari aspal, kayu, atau serat komposit yang memiliki daya serap panas rendah. Material ini banyak digunakan untuk rumah-rumah bergaya Eropa dan Amerika karena tampilannya yang estetik dan modern.
Bukan hanya itu, atap shingles juga memiliki daya tahan yang baik terhadap perubahan suhu dan cuaca ekstrem. Dengan desainnya yang unik dan kemampuannya dalam meredam panas, atap shingles menjadi pilihan menarik untuk rumah modern.

Sumber: Freepik
7. Atap Genteng Zincalume
Zincalume merujuk pada jenis atap metal yang terbuat dari campuran seng, aluminium, dan silikon yang dirancang untuk memberikan ketahanan lebih baik terhadap panas dan korosi. Material ini memiliki daya reflektif tinggi yang mampu mengurangi panas yang masuk ke dalam rumah.
Namun, seperti atap metal lainnya, zincalume dapat menghasilkan suara berisik saat hujan deras. Untuk mengatasinya, Kamu bisa menambahkan lapisan insulasi atau peredam suara agar ruangan tetap nyaman.
8. Atap Genteng Polycarbonate
Atap polycarbonate merupakan material transparan yang sering digunakan untuk area yang membutuhkan pencahayaan alami, seperti kanopi, teras, atau skylight. Meskipun transparan, polycarbonate memiliki lapisan perlindungan UV yang mampu mengurangi radiasi matahari dan panas berlebih.
Keunggulan lain dari atap polycarbonate adalah bobotnya yang ringan sehingga pemasangannya lebih mudah dibandingkan dengan atap berbahan kaca atau metal. Namun, sebaiknya atap polycarbonate digunakan pada area tertentu agar tidak menyebabkan ruangan terasa terlalu panas.
Baca Juga: 10 Cara Memasang Polycarbonate, Dapat Kamu Lakukan Sendiri
9. Atap Genteng Sirap
Atap genteng sirap terbuat dari kayu berkualitas tinggi seperti ulin, jati, atau cedar yang memiliki daya tahan alami terhadap panas dan kelembaban. Material ini dikenal mampu memberikan efek insulasi yang baik sehingga ruangan tetap sejuk meskipun terkena sinar matahari langsung.
Meski begitu, terdapat hal yang perlu kamu perhatikan saat menggunakan atap genteng sirap. Pasalnya, atap sirap memerlukan perawatan ekstra karena bahan kayu rentan terhadap serangan rayap dan jamur jika tidak dilapisi pelindung khusus. Proses pemasangannya juga lebih rumit dibandingkan jenis atap lainnya karena harus dilakukan tumpang tindih.
10. Atap Genteng Kaca
Genteng kaca adalah solusi inovatif yang memungkinkan pencahayaan alami masuk ke dalam rumah. Material kaca yang digunakan biasanya menggunakan tempered glass atau laminated glass yang memiliki ketahanan tinggi terhadap tekanan dan perubahan suhu.
Pada umumnya, genteng kaca juga dapat dilengkapi dengan lapisan reflektif untuk mengurangi panas yang masuk. Namun, karena sifatnya yang transparan, penggunaan genteng kaca sebaiknya dikombinasikan dengan material atap lain agar tidak membuat ruangan terlalu panas.

Sumber: Freepik
11. Atap Genteng Seng Berlapis
Genteng seng berlapis merupakan jenis atap metal yang telah diberikan lapisan khusus, seperti aluminium atau zinc untuk meningkatkan daya tahan dan mengurangi konduktivitas panas. Dibandingkan dengan seng biasa, material ini lebih efektif dalam meredam panas dan tahan terhadap korosi.
Keunggulan utama dari genteng seng berlapis adalah bobotnya yang ringan dan harganya yang lebih terjangkau dibandingkan jenis atap lainnya. Namun, material ini membutuhkan lapisan insulasi tambahan agar tidak terlalu panas dan mengurangi kebisingan saat hujan deras.
12. Atap Genteng Beton
Genteng beton dikenal dengan daya tahannya yang tinggi serta kemampuannya dalam meredam panas secara efektif. Strukturnya yang padat dibandingkan genteng tanah liat atau keramik membuat genteng beton bisa menyerap panas dalam jangka waktu lama dan melepaskannya secara perlahan sehingga suhu dalam rumah tetap stabil.
Genteng beton memiliki bobot yang cukup berat sehingga membutuhkan rangka atap yang kuat. Selain itu, proses pemasangannya juga harus dilakukan dengan teknik yang tepat agar tidak menimbulkan beban berlebih pada struktur bangunan.

Sumber: Freepik
Tips Memilih Jenis Atap Agar Tidak Panas
Berikut ini adalah beberapa tips penting dalam memilih jenis atap agar rumah tetap sejuk dan nyaman sepanjang hari.
1. Memilih Material dengan Daya Serap Panas Rendah
Material atap memiliki sifat termal yang berbeda, yang mempengaruhi seberapa besar panas yang diserap atau dipantulkan. Adapun atap berbahan tanah liat, keramik, dan beton memiliki kapasitas termal tinggi sehingga mampu menyerap panas dalam jumlah besar dan melepaskannya secara perlahan.
Sementara itu, atap berbahan metal seperti zinc-aluminium atau genteng metal pasir cenderung lebih reflektif dan tidak menyerap panas sebanyak material lain. Jika Kamu tinggal di daerah dengan suhu tinggi, pertimbangkan penggunaan material yang memiliki daya serap panas rendah dan struktur yang mampu mengurangi perpindahan panas ke dalam rumah.
2. Menggunakan Atap dengan Lapisan Reflektif
Lapisan reflektif pada atap berfungsi untuk memantulkan sinar matahari sehingga mengurangi panas yang diserap oleh bangunan. Beberapa material seperti genteng keramik glazur, atap zincalume, dan atap metal berlapis telah dirancang khusus dengan lapisan pemantul panas yang efektif.
Selain itu, kamu juga dapat menambahkan lapisan reflektif secara manual dengan menggunakan cat atap khusus atau foil insulasi. Adapun cat atap reflektif biasanya berbahan dasar akrilik atau silikon yang memiliki kemampuan memantulkan sinar UV.
3. Memperhatikan Warna Atap
Warna atap memainkan peran penting dalam menentukan seberapa banyak panas yang diserap oleh material. Kamu bisa menggunakan warna terang seperti putih, abu-abu muda, dan krem memiliki tingkat reflektivitas yang lebih tinggi dibandingkan warna gelap seperti hitam atau cokelat tua.
Namun, pemilihan warna atap juga harus disesuaikan dengan desain arsitektur dan preferensi estetika rumah. Jika ingin tetap menggunakan warna gelap, pertimbangkan kombinasi dengan material yang memiliki lapisan reflektif atau sistem insulasi tambahan.
4. Menggunakan Atap Berstruktur Berongga
Struktur atap yang berongga atau memiliki ruang udara di dalamnya dapat membantu mengurangi perpindahan panas dari atap ke interior rumah. Beberapa jenis atap seperti uPVC dan genteng beton memiliki rongga udara alami yang berfungsi sebagai insulator termal.
Selain memilih atap berongga, kamu juga bisa menambahkan ventilasi atap untuk meningkatkan sirkulasi udara. Ventilasi ini memungkinkan udara panas yang terperangkap di bawah atap untuk keluar dengan lebih cepat sehingga mengurangi efek pemanasan di dalam rumah.
5. Mengombinasikan Atap dengan Insulasi Tambahan
Penggunaan insulasi tambahan sangat efektif dalam mengurangi panas yang masuk ke dalam rumah. Contohnya, material aluminium foil, glasswool, dan rockwool dapat dipasang di bawah atap untuk mengurangi perpindahan panas secara signifikan.
Selain insulasi termal, kamu juga bisa mempertimbangkan penggunaan plafon dengan bahan yang memiliki daya tahan panas tinggi. Plafon berbahan gypsum atau PVC dapat membantu mengurangi dampak panas yang masuk dari atap.
Penutup
Jadi, apakah kamu sudah menentukan jenis atap rumah anti panas apa yang akan kamu gunakan? Hal ini tentunya mampu menciptakan hunian yang nyaman dan hemat energi. Berbagai jenis atap seperti genteng tanah liat, keramik, beton, hingga atap metal berlapis dapat menjadi pilihan yang tepat untuk mengurangi panas dalam rumah.
Apabila kamu menggunakan atap rumah yang bisa membuat bagian dalam rumah menjadi sejuk, pertimbangkan untuk menggunakan atap shingles dari GNET Indonesia. Produk GNET Atap Shingles memiliki daya tahan yang baik terhadap iklim torpis Indonesia, waterproof, dan proses pemasangan yang mudah.
Jadi, jangan menunda lagi! Segera hubungi tim GNET Indonesia untuk mendapatkan informasi detail seputar GNET Atap Shingles!