Apakah kamu sudah memahami seputar cara menghitung kebutuhan atap spandek untuk rumah? Langkah ini tentunya sangat penting untuk memastikan proyek pemasangan atap berjalan lancar dan sesuai anggaran.
Atap spandek yang terbuat dari bahan galvalume terkenal karena daya tahannya terhadap cuaca dan tampilannya yang modern sehingga makin populer sebagai pilihan atap rumah. Agar kamu lebih memahami cara menentukan kebutuhan atap spandek, mari simak artikel ini sampai tuntas!
Sumber: Freepik
Persiapan Sebelum Menghitung Kebutuhan Atap Spandek
Sebelum menghitung kebutuhan atap spandek, terdapat beberapa hal yang perlu kamu persiapkan agar perhitungan lebih akurat dan efisien. Berikut ini adalah sejumlah persiapan sebelum menghitung kebutuhan atap spandek.
1. Mengukur Luas Area Atap Rumah
Langkah pertama dalam menghitung kebutuhan atap spandek adalah mengukur luas area atap yang akan dipasangi. Pengukuran ini harus dilakukan secara teliti, terutama jika bentuk atap rumahmu memiliki bentuk khusus, seperti atap pelana, atap limas, atau atap datar.
Kamu bisa menggunakan meteran untuk mengukur panjang dan lebar atap. Jika atap memiliki bentuk sederhana seperti persegi atau persegi panjang, kamu bisa menghitung luas atap dengan rumus dasar:
Luas Atap = Panjang x Lebar
Namun, jika bentuk atap lebih kompleks seperti segitiga atau trapesium, gunakan rumus yang sesuai. Misalnya, untuk atap berbentuk segitiga, rumus luas adalah sebagai berikut.
Luas segitiga = 1/2 x alas x tinggi
2. Memahami Dimensi Standar Lembaran Atap Spandek
Lembaran spandek memiliki ukuran standar yang bervariasi. Ukuran standar dari atap spandek biasanya berkisar antara 2 meter hingga 6 meter untuk panjangnya, dan lebar sekitar 0,5 meter hingga 0,7 meter. Selain itu, ketebalan atap spandek juga berbeda-beda, mulai dari 0,23 mm hingga 0,45 mm.
Dimensi standar spandek memudahkan perhitungan karena luas setiap lembar bisa dihitung dengan mengalikan panjang dan lebarnya. Misalnya, lembaran spandek berukuran 4 meter x 0,7 m memiliki luas 2,8 m2. Informasi ini penting saat menghitung jumlah lembaran spandek yang diperlukan untuk menutupi seluruh area atap.
Baca Juga: Cara Mengatasi Atap Spandek Berisik Buat Hunian Makin Nyaman
3. Menentukan Faktor Overlap dan Tumpang Tindih
Overlap atau tumpang tindih menjadi bagian penting yang tidak boleh diabaikan. Overlap merupakan proses pemasangan di mana setiap lembar spandek bertumpang tindih dengan lembaran di sebelahnya untuk mencegah kebocoran air hujan masuk di sela-sela sambungan.
Overlap biasanya dilakukan di sepanjang sisi lebar dan terkadang pada bagian atas atau bawah lembar spandek. Secara umum, tumpang tindih ini memerlukan sekitar 10 persen dari luas total lembar spandek. Artinya, jika luas satu lembar spandek adalah 2,8 m2 maka sekitar 0,28 m persegi akan digunakan sebagai tumpang tindih dengan lembar di sebelahnya.
Sumber: Freepik
Ukuran dan Ketebalan Standar Atap Spandek
Atap spandek umumnya memiliki variasi ukuran standar yang menyesuaikan kebutuhan berbagai jenis bangunan. Berikut adalah informasi lebih rinci mengenai dimensi standar atap spandek.
1. Panjang Atap Spandek
Panjang standar atap spandek biasanya berkisar antara 2 meter hingga 6 meter per lembar. Pilihan panjang ini memberikan fleksibilitas bagi kamu, terutama untuk bangunan dengan ukuran besar.
Pilihan panjang yang bervariasi membuat kamu bisa menyesuaikan lembaran atap agar sesuai dengan struktur rangka atap tanpa harus memotong atau menyambung terlalu banyak. Bukan hanya itu saja, pemilihan panjang spandek juga harus mempertimbangkan kemiringan atap. Contohnya, atap yang lebih curam biasanya memerlukan panjang lembaran yang lebih pendek.
2. Lebar Atap Spandek
Setelah panjang, selanjutnya adalah lebar atap spandek. Pada umumnya, lebar atap spandek antara 0,5 m hingga 0,7 m. Lebar ini diukur dari ujung ke ujung lembaran dengan tetap memperhatikan bagian overlap atau tumpang tindih antar lembaran, biasanya sekitar 5 hingga 10 cm
Lebar atap spandek tentunya juga bisa disesuaikan dengan kebutuhan bangunan komersial maupun hunian. Untuk bangunan komersial seperti gudang atau pabrik. Sebagai contoh, untuk rumah atau bangunan hunian dengan struktur rangka atap yang lebih kecil, lebar 1 meter biasanya lebih fleksibel dan mudah untuk pemasangan di area yang sempit.
3. Ketebalan Atap Spandek
Ketebalan spandek adalah salah satu faktor yang sangat penting karena berkaitan dengan daya tahan dan kekuatan material. Di pasaran, atap spandek tersedia dalam ketebalan mulai dari 0,23 mm hingga 0,45 mm.
Adapun ketebalan spandek ini seringkali disebut sebagai âgaugeâ atau ukuran ketebalan material. Ini tentunya akan memengaruhi daya tahan spandek terhadap cuaca, beban, dan tekanan angin.
Sumber: Freepik
Cara Menghitung Kebutuhan Atap Spandek
Setelah memahami berbagai hal yang harus dipersiapkan sebelum menghitung kebutuhan atap spandek, selanjutnya adalah memahami cara menghitung kebutuhan atap spandek. Berikut ini adalah sejumlah cara menghitung kebutuhan atap spandek yang harus kamu pahami.
1. Menentukan Luas Area Atap
Langkah pertama dalam menghitung kebutuhan atap spandek adalah mengetahui luas area yang akan ditutupi. Luas area atap biasanya diukur dalam meter persegi (m2). Proses pengukuran ini akan lebih mudah jika atap memiliki bentuk sederhana, seperti persegi atau persegi panjang.
Jika atap berbentuk persegi panjang, kamu bisa menghitung luasnya dengan rumus dasar berikut.
Luas Atap = Panjang Atap x Lebar Atap
Contohnya, jika panjang atap adalah 10 m dan lebarnya adalah 6 m, maka luas area atap adalah sebagai berikut.
Luas Atap = 10 m x 6 m = 60 m2
Melalui pemahaman mengenai luas area atap, kamu bisa memiliki dasar yang solid untuk menghitung kebutuhan lembaran spandek berikutnya.
2. Menentukan Ukuran Atap Spandek
Langkah berikutnya adalah memahami dimensi standar lembaran atap spandek yang tersedia di pasaran. Atap spandek biasanya memiliki variasi panjang mulai dari 2 meter hingga 6 meter, sedangkan lebarnya berkisar antara 0,5 m hingga 0,7 m.
Sebagai contoh, ukuran lembaran atap spandek yang sering digunakan adalah 1 m x 4 m, dengan luas satu lembar sekitar 4 m2. Kamu bisa memilih ukuran sesuai dengan luas area atap yang sudah diukur sebelumnya agar pemasangan lebih efisien dan sisa material lebih sedikit.
Bukan hanya itu, pemilihan ukuran spandek juga perlu mempertimbangkan ketebalan, biasanya berkisar antara 0,23 mm hingga 0,45 mm. Ketebalan ini berpengaruh pada daya tahan dan kekuatan atap dalam menahan cuaca, terutama saat hujan deras atau angin kencang.
Baca Juga: Tahan Pecah! Inilah Kelebihan Atap Spandek untuk Hunian Kamu
3. Menghitung Jumlah Kebutuhan Atap Spandek
Setelah mengetahui luas area atap dan ukuran spandek, langkah selanjutnya adalah menghitung jumlah lembaran spandek yang diperlukan. Rumus yang bisa kamu gunakan untuk menghitung jumlah lembar spandek adalah sebagai berikut.
Jumlah lembar spandek = Luas total atap : Luas satu lembar spandek
Misalnya, jika luas total atap adalah 60 meter persegi dan luas satu lembar spandek adalah 4 meter persegi, maka perhitungannya adalah sebagai berikut.
Jumlah lembar spandek = 60 : 4
Jumlah lembar spandek = 15 lembar
Namun, karena setiap lembar spandek membutuhkan tumpang tindih untuk mencegah kebocoran, kamu bisa menambahkan 10 persen hingga 20 persen dari kebutuhan total untuk tumpang tindih ini.
4. Menentukan Kebutuhan Material Tambahan
Selain lembaran spandek, terdapat juga beberapa material tambahan yang dibutuhkan untuk memastikan pemasangan atap spandek berjalan lancar. Di antaranya adalah sekrup dan sealant.
Nantinya, sekrup digunakan untuk mengencangkan lembaran spandek pada rangka atap. Adapun estimasi kebutuhan sekrup sekitar 20-30 buat per lembar spandek. Namun, hal ini bergantung pada ukuran dan struktur rangka.
Lalu, bagaimana estimasi kebutuhan sekrup berdasarkan jumlah lembar? Sebagai contoh, jika kamu membutuhkan 20 sekrup per lembar dan ada 17 lembar spandek, maka total kebutuhan sekrup adalah 340 sekrup.
5. Menghitung Total Kebutuhan Biaya Atap Spandek
Setelah kamu mendapatkan total jumlah kebutuhan spandek dan material tambahan, langkah terakhir adalah menghitung total biayanya. Perhitungan ini dilakukan dengan menambahkan biaya untuk lembaran spandek dan material tambahan yang dibutuhkan.
Berikut ini contoh perhitungan biaya total.
a. Biaya Lembaran Spandek: Jika harga satu lembar spandek adalah Rp150.000 dan kamu membutuhkan 17 lembar, maka perhitungannya adalah sebagai berikut.
Biaya Spandek = 17 lembar x Rp150.000 = Rp2.550.000
b. Biaya Sekrup: Seperti yang sudah dihitung sebelumnya, total biaya sekrup adalah Rp170.000.
c. Biaya Sealant: Kamu membutuhkan 2 tabung sealant dengan harga Rp50.000 per tabung maka total biaya sealant yang harus kamu keluarkan adalah sebagai berikut.
Biaya Sealant = 2 x Rp50.000 = Rp100.000
Dengan demikian, total biaya kebutuhan atap spandek adalah sebagai berikut.
d. Total biaya = Rp2.550.000 + Rp170.000 + Rp100.000 = Rp2.820.000
Penutup
Sekarang, kamu sudah lebih memahami seputar cara menghitung kebutuhan atap spandek untuk rumah dari melakukan persiapan, menentukan luas atap dan kebutuhan spandek hingga menghitung kebutuhan material tambahan. Melalui berbagai langkah yang telah dijelaskan dalam artikel ini, kamu dapat menentukan jumlah lembaran spandek yang tepat untuk hunian kamu.
Apabila kamu sedang mencari atap spandek yang berkualitas, percayakan saja pada GNET Indonesia. Terbuat dari material galvalume, GNET Atap Spandek menghadirkan atap spandek yang solid dan kokoh. GNET Atap Spandek juga memiliki beragam profil, seperti architecture type, elite type, wave, dan span.
Jadi, tunggu apalagi? Segera kunjungi situs web GNET Indonesia atau hubungi kami di sini untuk mendapatkan informasi detail seputar atap spandek dan material penutup atap berkualitas lainnya!