Dalam menjalani pekerjaan risiko terjadinya kecelakaan tentu ada. Terlebih pekerjaan di bidang konstruksi yang berhubungan dekat dengan alat-alat berat dan material berukuran besar.
Hal ini menyebabkan pekerjaan di bidang konstruksi memiliki resiko kecelakaan kerja yang lebih besar dibanding pekerjaan lainnya. Oleh karena itu, penerapan K3 sangatlah penting pada proyek konstruksi.
Buat yang menjalani karier di bidang konstruksi, penting untuk mengetahui apa itu K3, tujuan dan cara penerapannya bersama GNET Indonesia di artikel berikut.
Apa itu K3?
K3 adalah singkatan dari Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Mengutip dari PP (Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 arti dari K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Selanjutnya, menurut Mathis dan Jackson K3 merupakan suatu kegiatan untuk menjamin terciptanya kondisi kerja secara aman. Serta, terhindar dari gangguan fisik dan mental melalui proses pembinaan, pelatihan, pengarahan dan juga kontrol atas pekerjaan karyawan. Selain itu, juga meliputi pemberian bantuan berdasarkan aturan berlaku, baik dari lembaga pemerintah ataupun pihak perusahaan di mana karyawan bekerja.
Dapat kita simpulkan bahwa K3 adalah segala bentuk pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan atau pabrik supaya dapat menjamin jalannya tenaga keselamatan kerja. Dengan demikian, Kamu sebagai pekerja dapat terhindar dari risiko dan hal-hal yang tidak diinginkan akibat aktivitas kerja.
Tujuan Penerapan K3
Ada beberapa tujuan penerapan K3, baik secara umum maupun berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012.
Pertama mari kita ulas tentang tujuan penerapan K3 berdasarkan Peraturan Pemerintah, yaitu:
-
Menumbuhkan efektivitas serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja secara terencana, terstruktur, terukur dan terintegrasi
-
Mencegah juga mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan atau serikat pekerja/serikat buruh
-
Menciptakan tempat kerja yang nyaman, aman serta efisien untuk mendorong produktivitas
Tujuan penerapan K3 secara umum, di antaranya yaitu:
-
Mencegah Kecelakaan Kerja
Tujuan penerapan K3 yang pertama adalah mencegah potensi terjadinya bahaya di tempat bekerja sekaligus mengambil langkah preventif untuk meminimalisir terjadinya cedera atau bahkan kematian yang disebabkan oleh kecelakaan kerja.
Dengan begitu, pekerja dapat lebih aman dan memiliki perlindungan dalam melakukan proses kerja. Perlindungan tersebut dapat hadir dari pemerintah dan juga pihak perusahaan tempat bekerja.
-
Melindungi Kesehatan Kerja
Selanjutnya K3 juga akan memberikan perlindungan akan kesehatan pekerja. Penerapan K3 akan membantu pekerja meminimalisir risiko akan paparan zat berbahaya, lingkungan kurang sehat dan faktor lainnya yang berhubungan dengan proses kerja.
Untuk mendukung hal ini, umumnya terdapat para pekerja dibekali oleh APD (Alat Pelindung Diri) berupa helm pengaman, sarung tangan, sepatu boot, rompi pengaman, kacamata pengaman, masker, pelindung telinga dan juga asuransi kesehatan.
-
Meningkatkan Produktivitas
Adanya K3 akan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Ketika hal ini terwujud, perusahaan dapat mengurangi absensi pekerja akibat cedera ataupun penyakit. Alhasil produktivitas kerja pun dapat meningkat.
Bayangkan apabila perusahaan tidak memperhatikan K3, retensi kecelakaan kerja pun tidak bisa dipungkiri. Akibatnya produktivitas perusahaan pun juga akan menurun seiring berjalannya waktu.
-
Membangun Reputasi Perusahaan
Perusahaan yang peduli akan keselamatan dan kesehatan kerja tentu akan memiliki reputasi yang baik di mata karyawan, konsumen dan masyarakat luas. Produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan pun akan memiliki citra yang bagus. Untuk itu, penting sekali untuk menghadirkan K3 dalam menunjang proses kerja pegawai.
Bagaimana Cara Menerapkan K3 di Lingkungan Kerja?
Simak selengkapnya mengenai bagaimana cara menerapkan K3 di lingkungan kerja:
-
Identifikasi Potensi Risiko
Cara pertama yang harus Kamu perhatikan dalam menerapkan K3 adalah mengidentifikasi potensi risiko di lingkungan kerja. Hal tersebut meliputi, peralatan kerja, bahan/zat kimia, lokasi sampai perilaku kerja.
Adapun proses identifikasi tersebut disertai dengan analisis dan penilaian akan seberapa besar potensi risiko dan dapat yang mungkin terjadi di masa mendatang. Untuk melakukan hal ini, Kamu dapat mengundang pihak auditor dari eksternal.
-
Ketahui Tujuan Penerapan K3
Cara kedua adalah cari tahu tujuan dan sasaran dari penerapan K3. Apakah tujuan tersebut berupa keselamatan dalam proses konstruksi? Keselamatan berupa perlindungan dari zat-zat berbahaya. Atau lain sebagainya.
Dengan pemetaan tujuan dari penerapan K3, Kamu akan lebih terarah dan efektif dalam mengurangi jumlah kecelakaan akibat kerja. Sekaligus meminimalisir potensi keluhan kesehatan yang dapat berpengaruh pada produktivitas.
-
Edukasi Prosedur Pelaksanaan K3
Tidak hanya menghadirkan program-program terkait, perusahaan juga perlu memberikan edukasi terkait prosedur pelaksanaan K3. Supaya proses edukasi tersebut dapat menghasilkan output yang maksimal, perusahaan perlu memaparkan pemahanan secara jelas dan terperinci.
Jika perusahaan belum memiliki SDM yang mumpuni untuk memberikan edukasi tentang K3, Kamu dapat mengundangnya dari pihak eksternal. Alhasil perusahaan dapat menjalankan prosedur K3 secara benar.
-
Membuat Sistem Mitigasi Kecelakaan Kerja
Supaya pelaksanaan K3 dapat berjalan optimal, perusahaan dapat membuat sistem mitigasi kecelakaan kerja. Nantinya, sistem ini akan membantu perusahaan dalam menelaah dan mempelajari potensi-potensi kecelakaan.
Data mengenai potensi tersebut bisa diperoleh dari para pekerja yang melaporkan akan kemungkinan terjadinya kecelakaan. Dari sini, perusahaan dapat lebih cepat tanggap dalam menanggulangi hal-hal yang tidak diinginkan.
-
Evaluasi Prosedur K3
Terakhir, supaya prosedur K3 dapat terlaksana dengan baik secara berkelanjutan, perusahaan perlu mengadakan evaluasi secara berkala. Adapun hal yang dievaluasi mencakup banyak hal, mulai dari prosedur, ketersediaan alat pendukung, sistem mitigasi dan lain sebagainya.
Hasil evaluasi ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan. Jadi, sistem K3 bisa terus berjalan efektif untuk mencegah kecelakaan kerja. Untuk melakukannya, memang perlu keterlibatan setiap lini di perusahaan.
Risiko Tidak Menerapkan K3 pada Proyek Konstruksi
Pada dasarnya terdapat beberapa jenis bahaya yang berbeda sehingga penerapan K3 juga berbeda tergantung dari jenis pekerjaannya. Salah satu contohnya, dalam pekerjaan konstruksi. Penerapan K3 perlu diterapkan karena resiko terjadinya kecelakaan, baik fisik maupun mental cukup besar. Misalnya:
-
Jatuh dari Ketinggian
Beberapa pekerja konstruksi mengharuskan pekerjanya untuk bekerja pada ketinggian tertentu. Risiko terjatuh hingga meninggal pun bisa saja terjadi. Dengan menerapkan prosedur K3, seperti penggunaan APD masalah seperti ini dapat diminimalisir oleh perusahaan.
-
Penggunaan Alat Berat
Mulai dari memindahkan alat-alat besar dan berat, memotong komponen tertentu dengan alat atau mesin, dan lain sebagainya tentu menimbulkan resiko pekerja mengalami tertimpa alat, luka bakar, tertusuk, dan masih banyak lagi.
-
Lingkungan kerja Kurang Kondusif
Kadang beberapa pekerja atau aplikator tidak memiliki lingkungan kerja yang nyaman selama proyek berlangsung. Mulai dari tempat yang sempit, kebisingan dari penggunaan alat-alat berat, hingga lingkungan yang rawan bencana, akan menimbulkan resiko yang tidak bisa disepelekan, seperti sesak napas, stress, pusing dan kelelahan karena cuaca panas yang ekstrim, dan lain sebagainya.
Penutup
Pentingnya penerapan K3 adalah meminimalisir risiko-risiko tersebut. Untuk mewujudkan penerapan K3 pada proyek konstruksi, setiap perusahaan wajib memiliki Sistem Manajemen K3 (SMK3) yang akan mengatur penerapan dan pelaksanaan K3 tersebut dengan baik.
Penerapan K3 tersebut bukan hanya untuk melindungi pekerja. Namun, juga untuk melindungi perusahaan. Jika hal buruk terjadi, maka perusahaan pun akan mengalami kerugian.
Demikian ulasan tentang apa itu K3, tujuan dan bagaimana cara menerapkannya di lingkungan kerja. Temukan lebih banyak ulasan tentang tips dan trik konstruksi lainnya dengan pantau terus website GNET Indonesia.