Apakah kamu tahu bahwa penggunaan sloof gantung dapat meningkatkan daya tahan bangunan, terutama di area dengan kondisi tanah labil? Melalui teknik yang tepat, sloof gantung mampu mendistribusikan beban bangunan secara merata. Lalu, bagaimana cara membuat sloof gantung?
Sloof gantung juga memberikan fleksibilitas dalam desain arsitektur. Tanpa dibatasi oleh kolom yang terlalu banyak, kamu dapat menciptakan ruang yang lebih luas dan terbuka. Dalam artikel ini, GNET Indonesia akan membahas secara detail proses dan tips praktis untuk membuat sloof gantung yang kokoh dan tahan lama.
Apa Itu Sloof Gantung?
Sloof gantung merujuk pada elemen struktural berupa balok horizontal yang berfungsi sebagai penopang utama beban bangunan. Berbeda dengan sloof konvensional yang diletakkan langsung di atas tanah atau pondasi, sloof gantung dipasang sedikit lebih tinggi dari permukaan tanah.
Sloof gantung biasanya menggunakan bekisting atau perancah sementara. Adapun keunggulan sloof gantung dibandingkan sloof konvensional terletak pada kemampuannya mengurangi dampak negatif kondisi tanah yang tidak stabil. Sloof gantung sangat cocok digunakan di area rawan penurunan tanah, genangan air, atau lokasi dengan daya dukung tanah yang rendah.
Sumber: Freepik
Fungsi Utama Sloof Gantung dalam Konstruksi
Dalam dunia konstruksi, sloof gantung memiliki peran yang krusial. KOnstruksi ini bertugas mendukung beban struktur sekaligus menjaga kestabilan bangunan dalam jangka panjang. Berikut adalah tiga fungsi utama sloof gantung.
1. Mendistribusikan Beban Bangunan Secara Merata
Sloof gantung dirancang untuk menyebarkan beban dari struktur atas seperti dinding, kolom, dan lantai ke pondasi di bawahnya. Distribusi beban yang merata ini mencegah tekanan berlebih di satu titik pondasi. Ini akan meminimalkan risiko penurunan tanah yang tidak seimbang.
Dalam istilah teknis, sloof gantung sering disebut sebagai elemen transfer load. Fungsi ini sangat penting terutama untuk bangunan bertingkat yang memiliki beban dinamis lebih besar. Melalui adanya sloof gantung, risiko perubahan struktur akibat beban berlebih dapat diminimalkan.
2. Menstabilkan Struktur di Area Tanah Labil
Pada lokasi konstruksi dengan tanah berpasir, tanah liat, atau area rawa-rawa, kekuatan tanah untuk menahan beban bangunan seringkali kurang baik. Untuk itu, sloof gantung memungkinkan struktur bangunan "mengambang" di atas tanah sehingga pergeseran tanah tidak langsung memengaruhi kestabilan bangunan.
Penggunaan sloof gantung dalam kondisi ini juga termasuk menggunakan kolom praktis dan penulangan diagonal. Dengan demikian, struktur tetap terjamin kuat meskipun berada di area dengan risiko pergeseran tanah.
3. Mengurangi Retak atau Kerusakan pada Bangunan
Sloof gantung membantu mengurangi risiko retakan pada dinding atau lantai yang sering terjadi akibat tekanan tidak merata pada pondasi. Struktur sloof yang lebih fleksibel membuat tekanan dapat diserap dan dialihkan sehingga mengurangi tegangan pada elemen bangunan lainnya.
Beton sloof yang dirancang dengan campuran yang tepat dan penguatan tulangan sesuai standar, ini akan menghasilkan elemen struktur yang mampu bertahan terhadap beban lentur dan geser. Hal ini penting untuk menjaga estetika dan keamanan bangunan.
Baca Juga: Cari Tahu Pondasi Tapak Adalah dan Tips Menerapkannya untuk Bangunan
Sumber: Freepik
Cara Membuat Sloof Gantung
Berikut ini adalah sejumlah tahapan cara membuat sloof gantung yang presisi.
1. Menyiapkan Alat dan Material yang Dibutuhkan
Sebelum memulai pekerjaan, pastikan semua alat dan material telah tersedia. Alat-alat penting yang Kamu butuhkan antara lain waterpass untuk mengukur kerataan, cetok semen untuk merapikan adukan beton, benang pengukur sebagai panduan, serta palu dan bor listrik untuk pemasangan.
Adapun material utama yang kamu butuhkan, yaitu beton yang dibuat dari campuran semen, pasir, dan kerikil dengan perbandingan 1:2:3. Selain itu, siapkan besi tulangan sesuai spesifikasi, seperti diameter 12 mm untuk tulangan utama dan diameter 6 mm untuk begel.
2. Menyiapkan Desain dan Ukuran
Langkah selanjutnya adalah merancang desain dan menentukan ukuran sloof. Desain ini biasanya gambar kerja yang menunjukkan dimensi sloof, lokasi pemasangan, serta detail pembesian. Gambar ini berfungsi sebagai panduan bagi kamu dalam melaksanakan setiap tahap pengerjaan.
Untuk bangunan satu lantai, ukuran sloof biasanya adalah 15 cm x 20 cm, sedangkan dimensi dan pembesian bisa disesuaikan untuk bangunan lebih dari satu lantai. Pembuatan desain ini dapat membantu kamu untuk menghindari kesalahan dalam proses pengerjaan dan memastikan hasil yang presisi.
3. Membersihkan Area Kerja
Sebelum memulai pekerjaan, sebaiknya kamu membersihkan area kerja dari segala hal yang dapat mengganggu pengerjaan. Contohnya, akar pohon, batu besar, atau material lain yang tidak diperlukan. Langkah ini bertujuan untuk menciptakan permukaan kerja yang rata dan stabil.
Area kerja yang bersih juga akan mempermudah proses pemasangan bekisting dan tulangan. Bukan hanya itu, lingkungan kerja yang rapi juga dapat meningkatkan efisiensi dan keamanan selama proses konstruksi berlangsung.
Baca Juga: Mengenal Sejarah Pondasi Cakar Ayam, Karya Anak Bangsa untuk Dunia
4. Membuat Bekisting
Bekisting merujuk pada cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton hingga mengeras. Dalam pembuatan sloof gantung, bekisting biasanya terbuat dari kayu, triplek, atau material lain, seperti baja ringan. Sebaiknya, pilihlah material yang kuat agar dapat menahan tekanan beton tanpa berubah bentuk.
Proses pembuatan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati. Pastikan bekisting terpasang dengan lurus dan sesuai dengan desain yang telah dibuat. Jika diperlukan, kamu bisa menggunakan alat bantu,, seperti waterpass untuk memastikan tingkat kelurusan yang optimal.
5. Menyusun Tulangan Besi
Langkah selanjutnya adalah menyusun tulangan besi. Langkah ini menjadi tahap terpenting dalam pembuatan sloof gantung. Kamu bisa menggunakan besi tulangan berdiameter 12 mm untuk tulangan utama dan begel 6 mm dengan jarak sengkang 15 cm.
Selanjutnya, sambungkan tulangan besi menggunakan kawat bendrat untuk menjaga posisinya tetap stabil. Pastikan tulangan tidak menyentuh bekisting langsung agar terlindung dari korosi setelah beton mengeras. Untuk jarak antara tulangan dengan bekisting, ini dapat diatur menggunakan spacer beton.
Sumber: Freepik
6. Memasang Benang
Benang pengukur digunakan sebagai panduan untuk menjaga agar sloof tetap lurus. Sebaiknya, pasang benang pada kedua sisi bekisting dengan ketinggian yang sama. Hal ini akan membantu kamu memastikan bahwa sloof tidak melenceng dari desain yang telah dibuat.
Bukan hanya itu, pemasangan benang juga dapat digunakan untuk memeriksa tingkat ketinggian sloof. Jika dirasa kurang sesuai, segera lakukan penyesuaian sebelum beton dituangkan. Langkah ini penting untuk menghasilkan sloof yang rata dan simetris.
7. Merakit Sloof Gantung
Pada tahap ini, Kamu perlu menggabungkan semua elemen seperti bekisting dan tulangan besi menjadi satu kesatuan. Pastikan setiap komponen terpasang dengan kokoh dan tidak ada celah yang dapat menyebabkan beton bocor saat dituangkan.
Rakita sloof gantung juga harus dicek ulang menggunakan waterpass untuk memastikan sloof rata dan lurus. Apabila terdapat bagian yang kurang presisi, jangan ragu untuk melakukan penyesuaian kembali. Langkah ini sangat penting untuk menjaga kualitas sloof.
8. Memasang Deck Beton
Deck beton dapat dipasang pada bagian bawah sloof gantung jika diperlukan. Fungsi utamanya adalah untuk menahan beban tambahan, terutama jika sloof berada di atas ruang kosong. Untuk itu, sebaiknya gunakan material berkualitas untuk memastikan kekuatan deck beton.
Selanjutnya, kamu perlu memastikan deck beton terpasang dengan benar dan terhubung dengan tulangan besi. Hal ini akan memberikan kekuatan tambahan pada sloof, serta meningkatkan daya tahan struktur terhadap tekanan.
9. Menuangkan Campuran Beton
Campuran beton harus dibuat dengan perbandingan yang tepat, yaitu 1 bagian semen, 2 bagian pasir, dan 3 bagian kerikil. Setelah tercampur, kemudian tuangkan beton secara perlahan ke dalam bekisting sambil dipadatkan menggunakan batang besi untuk menghindari rongga udara.
Proses pemadatan ini sangat penting untuk menghasilkan beton yang padat dan kuat. Setelah selesai, ratakan permukaan beton menggunakan cetok dan biarkan mengering selama 24 jam hingga 48 jam sebelum melanjutkan tahap berikutnya.
10. Memastikan Sloof Gantung Terpasang Presisi
Setelah beton mengering, periksa kembali kekokohan dan sesuaikan apakah soof sudah lurus menggunakan waterpass. Jika ada yang tidak lurus atau sloof mengalami retak, sebaiknya segera melakukan perbaikan.
Bukan hanya itu, sebaiknya kamu membiarkan beton mengering sepenuhnya selama minimal 7 hari untuk mendapatkan kekuatan maksimal. Selama proses ini, kamu juga bisa melakukan curing beton dengan menyiram air secara berkala untuk mencegah retak pada kemudian hari.
Penutup
Bagaimana, apakah sekarang kamu sudah lebih memahami seputar cara membuat sloof gantung? Dari membuat bekisting, menyusun tulangan besi, merakit sloof gantung, memasang deck beton hingga menuangkan campuran beton, sloof gantung menjadi solusi konstruksi yang ideal untuk area dengan kondisi tanah yang tidak stabil.
Sloof gantung sendiri menjadi fondasi yang kuat bagi lantai. Namun, pemilihan material penutup lantai berkualitas juga harus diperhatikan sehingga distribusi beban dapat merata ke seluruh struktur bangunan. Untuk itu, pertimbangkan untuk mendapatkan material lantai dari GNET Indonesia.
Diproduksi dengan nano technology, finishing GNET Ceramic Tiles lebih mengkilap untuk tampilan interior dan eksterior yang lebih elegan. GNET Ceramic Tiles sangat cocok untuk hunian berkonsep minimalis dan tersedia dalam berbagai ukuran yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan kamu.
Jadi, tunggu apalagi? Hubungi WhatsApp GNET Indonesia hari ini untuk mendapatkan informasi lebih lanjut seputar material penutup lantai berkualitas!