Menurut kajian oleh Nirmalasari dkk (2020) dari Institut Teknologi Bandung, genteng tanah liat menjadi preferensi material atap rumah tropis karena kenyamanannya. Namun, apakah kamu tahu bahwa ada atap lainnya yang tidak kalah unggul, seperti atap bitumen?
Kini atap bitumen hadir di pasar untuk menjadi opsi yang banyak dipertimbangkan. Atap bitumen unggul untuk memberi kenyamanan dibandingkan genteng lainnya. Dalam artikel ini, GNET Indonesia akan membahas perbedaan atap bitumen vs genteng lainnya. Simak artikel ini hingga tuntas!

Sumber: Freepik
Perbedaan Atap Bitumen vs Genteng Metal
Pertama, perbedaan pilihan atap yang perlu kamu pertimbangkan adalah atap bitumen vs genteng metal.
1. Material Penyusun Atap
Atap bitumen terbuat dari campuran serat selulosa, aspal, dan lapisan batu granula yang kuat, elastis, dan berkualitas. Bahan ini membuatnya lebih fleksibel dan tahan terhadap perubahan cuaca di Indonesia, seperti GNET Atap Shingles.
Sementara itu, genteng metal biasanya terbuat dari bahan, seperti aluminium, zincalume, dan galvalume dengan lapisan cat pelindung. Meskipun ringan dan mudah dipasang, genteng metal tetap membutuhkan perlakuan khusus agar tidak cepat memuai dan berkarat.
2. Kemampuan Meredam Panas dan Suara
Salah satu keunggulan utama genteng bitumen adalah kemampuannya dalam meredam panas matahari dan suara bising hujan. Lapisan yang menyusun bitumen efektif dalam menahan penetrasi panas ke interior ruangan dan mengurangi kebisingan saat hujan deras.
Sementara itu, genteng metal bersifat konduktor yang artinya dapat menghantarkan panas dengan cepat. Akibatnya, suhu dalam rumah kamu bisa meningkat, terutama di siang hari. Selain itu, suara hujan yang jatuh di atas genteng metal juga cenderung membuat lebih berisik.
3. Kesesuaian dengan Iklim dan Lokasi
Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis yang panas dan lembap, serta cuaca yang tidak menentu. Dalam kondisi ini, genteng bitumen lebih unggul karena mampu menghadapi fluktuasi suhu dan kelembapan dengan baik.
Sebaliknya, genteng metal lebih cocok kamu gunakan untuk daerah yang memiliki suhu udara lebih sejuk, seperti di kawasan pegunungan. Hal ini disebabkan karena kemampuannya dalam menahan panas tidak seoptimal atap bitumen.
Baca Juga: Mengenal Jenis-Jenis Atap Shingles dan Keunggulannya
4. Kenyamanan Penghuni
Apabila kamu ingin menciptakan suasana dalam rumah yang lebih sejuk dan tenang untuk meningkatkan kualitas istirahat, atap bitumen dapat menjadi pilihan bijak. Keunggulan ini tentunya menjadi nilai tambah penting untuk hunian di tengah kota yang panas dan bising.
Di sisi lain, atap metal cenderung menimbulkan suara bising dan suhu ruangan yang lebih tinggi. Namun, hal ini sebenarnya bisa kamu atasi dengan cara menambahkan lapisan insulasi yang optimal pada genteng metal.
5. Tabel Perbedaan Atap Bitumen vs Genteng Metal
Berikut ini disajikan tabel perbedaan atap bitumen dan genteng metal.
Aspek | Atap Bitumen | Genteng Metal |
Peredaman Panas & Suara | Sangat baik | Kurang optimal |
Kesesuaian Iklim | Cocok untuk iklim tropis | Cocok untuk daerah sejuk |
Kenyamanan Penghuni | Lebih nyaman, sejuk dan tenang | Rentan panas dan bising |
Material Penyusun | Serat selulosa, aspal, granula | Zincalume, galvalume, aluminium |

Sumber: Freepik
Perbedaan Atap Bitumen dan Genteng Tanah Liat
Selanjutnya, berikut ini adalah perbedaan atap bitumen dengan genteng tanah liat.
1. Material Penyusun Atap
Jika atap bitumen terbuat dari campuran serat organik atau fiberglass yang dilapisi aspal serta pelapis mineral, lain halnya dengan material penyusun genteng tanah liat. Genteng tanah liat berasal dari tanah lempung yang dibakar pada suhu tinggi.
Proses pembuatan tanah liat menghasilkan material yang padat dan tahan lama. Karakter alaminya membuat genteng ini tetap populer hingga kini, terutama untuk rumah bergaya tradisional yang mengutamakan kenyamanan suhu alami.
Baca Juga: 8 Cara Memasang Atap Shingles Bitumen yang Presisi
2. Berat dan Struktur Konstruksi
Bitumen dikenal memiliki berat yang sangat ringan jika dibandingkan dengan genteng tanah liat. Keuntungan ini membuat konstruksi rangka atap kamu menjadi lebih sederhana karena tidak memerlukan struktur pendukung yang berat. Efeknya, biaya pemasangan pun bisa lebih rendah karena efisiensi dalam penggunaan material kerangka seperti baja ringan.
Sebaliknya, genteng tanah liat memiliki berat yang lebih besar sehingga memerlukan struktur atap yang kokoh dan tahan beban. Biasanya, rangka atap yang digunakan untuk genteng tanah liat adalah kayu atau baja guna menahan beban genteng lebih stabil dan aman dalam jangka panjang.
3. Kemampuan Mengatur Suhu Ruangan
Bitumen unggul dalam hal ketahanan terhadap air dan paparan cuaca. Atap bitumen bertugas mencegah panas dan suara berlebih masuk ke dalam rumah. Namun, hal ini tidak memberikan efek suhu yang stabil dari siang ke malam hari.
Lain halnya dengan bitumen, genteng tanah liat dapat menyerap panas matahari di siang hari, bitumen dapat melepaskan panas secara perlahan saat malam tiba. Kemampuan ini membantu menjaga suhu ruangan tetap sejuk di siang hari dan hangat saat malam.
4. Fleksibilitas Desain dan Kemiringan Atap
Bitumen memiliki sifat lentur yang membuatnya sangat cocok untuk berbagai desain atap modern. Atap bitumen dapat mengikuti bentuk atap dengan kemiringan mulai dari 22,5 derajat hingga 90 derajat. Selain itu, menurut sebuah penelitian Bagas (2022), yakni penelitian dari tesis Program Studi Arsitektur Universitas Katholik Soegijapranata Semarang, sifat lentur yang dimiliki bitumen juga dapat membuat atap ini sebagai peredam suara yang baik.
Di sisi lain, genteng tanah liat memiliki bentuk yang kaku. Meskipun tetap estetis dan klasik, pemasangan genteng ini biasanya terbatas pada sudut kemiringan atap standar agar tidak terjadi perpindahan atau kerusakan. Hal ini membuatnya lebih cocok untuk desain atap konvensional.
5. Perbedaan Atap Bitumen vs Genteng Tanah Liat
Berikut ini tabel perbedaan antara atap bitumen dan genteng tanah liat.
Aspek | Atap Bitumen | Genteng Tanah Liat |
Material Penyusun | Campuran serat organik/fiberglass dengan pelapis aspal dan mineral | Tanah liat yang dibakar pada suhu tinggi |
Berat dan Struktur Konstruksi | Ringan, tidak memerlukan struktur berat | Berat, membutuhkan rangka atap yang kokoh |
Kemampuan Mengatur Suhu | Tidak menyimpan panas, hanya meredam suara dan cuaca | Menyerap panas siang hari, melepaskannya saat malam untuk suhu ruangan stabil |
Fleksibilitas dan Kemiringan | Lentur, cocok untuk atap dengan kemiringan 22,5° hingga 90°, mudah dibentuk mengikuti desain unik | Kaku, cocok untuk desain atap sederhana dengan sudut kemiringan standar |

Sumber: Freepik
Perbedaan Atap Bitumen vs Genteng Beton
Berikut ini perbedaan atap bitumen dan genteng beton.
1. Daya Tahan dan Kekuatan
Genteng beton dikenal sebagai salah satu jenis atap yang kokoh dan tahan lama karena terbuat dari campuran semen, pasir, dan air yang dipadatkan. Material beton tentunya kuat menahan beban dan tahan terhadap serangan serangga dan tidak mudah lapuk.
Sementara itu, genteng bitumen memiliki daya tahan yang tidak kalah baik meski beratnya jauh lebih ringan. Bahan aspal dan fiberglass dalam atap bitumen memberikan sifat tahan banting dan lentur sehingga tahan terhadap benturan dan perubahan bentuk akibat suhu.
Baca Juga: 7 Perbedaan Atap Sirap dan Shingles, Mana yang Lebih Baik?
2. Berat dan Konstruksi Rangka Atap
Salah satu perbedaan antara atap bitumen dan genteng beton adalah beratnya. Genteng beton memiliki berat yang relatif berat dan tentunya membutuhkan struktur rangka atap yang kuat dan kokoh. Biasanya, penggunaan genteng beton perlu dukungan tambahan berupa tulangan struktural atau rangka baja agar konstruksi atap mampu menahan beban dengan aman.
Di sisi lain, berat genteng bitumen lebih ringan, yakni 13 kg per m2. Kondisi ini memungkinkan penggunaan rangka atap yang lebih ringan dan terjangkau, seperti baja ringan. Dengan demikian, genteng bitumen dapat mengurangi biaya bahan rangka dan memudahkan pemasangan pada berbagai tipe bangunan.
3. Variasi Bentuk dan Pemasangan
Genteng beton hadir dalam beragam bentuk, mulai dari datar, saling terkait, hingga melengkung. Namun, karena bentuknya yang kaku, pemasangan genteng beton biasanya harus dilakukan secara presisi dengan teknik khusus agar atap tetap rapat dan tahan air.
Di sisi lain, genteng bitumen menawarkan fleksibilitas tinggi karena sifat lentur dan ringan. Genteng ini dapat mengikuti lekuk bangunan dengan berbagai sudut kemiringan, mulai dari datar hingga curam. Fleksibilitas ini sangat menguntungkan untuk desain arsitektur modern yang cenderung unik dan variatif.
4. Proses Pemasangan
Proses pemasangan genteng beton relatif rumit dan memerlukan tenaga ahli atau tukang bangunan profesional yang berpengalaman. Hal ini dikarenakan berat genteng yang berat dan kebutuhan pemasangan yang presisi untuk mencegah kebocoran dan kerusakan struktur. Selain itu, proses instalasi juga memakan waktu lebih lama dan biaya lebih tinggi.
GNET Atap Shingles hadir sebagai genteng bitumen yang mudah dipasang dan lebih cepat selesai sehingga memungkinkan penghematan biaya tenaga kerja. Beratnya yang ringan dan sifatnya yang lentur membuat pemasangan genteng bitumen tidak memerlukan struktur rangka yang terlalu kompleks.
5. Tabel Perbedaan Atap Bitumen vs Genteng Beton
Agar kamu makin memahami atap bitumen dan genteng beton, mari simak beberapa aspek perbedaan atap bitumen vs genteng.
Aspek | Genteng Bitumen | Genteng Beton |
Daya Tahan | Tahan banting, lentur, tahan benturan | Sangat kokoh, tahan lama, tahan serangga |
Berat | Cukup ringan hingga 13 kg/m2 | Cukup berat, butuh rangka kuat dan tulangan |
Fleksibilitas Desain | Sangat lentur, cocok untuk berbagai kemiringan atap | Kaku, cocok untuk kemiringan tajam dan bentuk standar |
Proses Pemasangan | Mudah, cepat, dan tidak perlu rangka berat | Memerlukan tenaga ahli dan waktu pemasangan lama |
Kesesuaian Iklim | Cocok untuk iklim tropis dengan perubahan cuaca | Cocok untuk bangunan dengan kebutuhan kekuatan tinggi |
Dapatkan Atap Bitumen di GNET Experience Center
Demikianlah informasi seputar atap bitumen vs genteng, dari material penyusun, daya tahan, kemampuan meredam suara dan panas hingga proses pemasangannya. Atap bitumen hadir sebagai solusi yang lebih seimbang, yakni ringan, kuat, desain fleksibel, tahan terhadap berbagai cuaca, dan memiliki tampilan modern yang cocok untuk berbagai gaya arsitektur.
Apakah kamu tertarik untuk lebih tahu seputar spesifikasi lengkap dan keunggulan atap bitumen? Jika iya, kamu bisa mengunjungi GNET Experience Center di WTC Mangga Dua, Lantai UG Blok 28–35, Jakarta Utara yang buka pukul 09.00 hingga 18.00 WIB.
Di GNET Experience Center di WTC Mangga Dua, kamu bisa melihat, menyentuh, dan memilih langsung GNET Atap Shingles yang sesuai dengan kebutuhan kamu!
Untuk informasi menarik lainnya seputar material bahan bangunan, pantau terus GNET Indonesia!
Artikel ini ditulis oleh: Fanny